Tingkatkan Volume Ekspor, Kokowagayo Harap Pinjaman Dana Bergulir Ditingkatkan  - Telusur

Tingkatkan Volume Ekspor, Kokowagayo Harap Pinjaman Dana Bergulir Ditingkatkan 


telusur.co.id - Koperasi Kopi Wanita Gayo (Kokowagayo), eksportir biji kopi Kabupaten Bener Meriah berharap LPDB-KUMKM dapat meningkatkan pinjaman dana bergulir agar produksi kopi rakyat Kabupaten Bener Meriah terserap memenuhi kuota ekspor. 

“Koperasi kita sudah mendapat pinjaman dana bergulir, tapi itu hanya cukup untuk ekspor satu kontainer,” kata Ketua Kokowagayo Rizkani Melati di sela-sela menerima kunjungan Menkop dan UKM Teten Masduki di Bener Meriah, Jumat (18/6/21).

Teten didampingi Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo serta Wakil Bupati/Plt Bupati Bener Meriah Dailami diterima pengurus Kokowagayo untuk melihat proses pengolahan biji kopi untuk kebutuhan ekspor antara lain ke Amerika Serikat, negara-negara Eropa, Australia, dan sejumlah negara di Asia lainnya.

Rizkani mengatakan, Kokowagayo yang berdiri 2014, dan binaan Dinas Koperasi Kabupaten Bener Meriah, memiliki total aset sebesar Rp1 Miliar. Kokowagayo juga mendapat penghargaan peringkat kedua sebagai Koperasi Berprestasi Tahun 2020 dan diundang khusus ke Amerika Serikat untuk mengikuti Specialty Coffee Association of America EXPO tahun 2016.

Kemudian, Kokowagayo mendapatkan pinjaman dana bergulir LPDB pada Maret lalu sebesar Rp1,250 miliar melalui  Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan bunga 3 persen, untuk jangka waktu selama 60 bulan.

Adapun pinjaman yang diterima, digunakan untuk membeli kopi petani. Hanya saja, nilai tersebut hanya cukup untuk membeli satu kontainer, sementara Kokowagayo memerlukan dana sedikitnya Rp8,5 miliar selama satu tahun untuk menyerap produksi kopi petani. 

"Kita sudah dapat lampu hijau untuk mendapatkan tambahan pinjaman agar produksi kopi petani terserap semuanya,” kata Rizkani.

Menurut Rizkani, sejauh ini Kokowagayo mengekspor kopi ke AS sekitar 15-20 kontainer setiap tahun atau setiap kontainer sekitar 19,2 ton dengan nilai sekitar Rp1,2 miliar/kontainer. “Kita berharap volume ekspor terus meningkat agar berdampak ekonomi pada masyarakat,” paparnya.

Menanggapi permintaan pengurus Kokowagayo, Direktur Utama  LPDB-KUMKM Supomo mengatakan, jumlah yang diberikan itu berdasarkan proposal yang mereka ajukan dan setelah dievaluasi, pencairan dilakukan. 

Sekarang ketika mereka bilang ada lampu hijau untuk mendapatkan tambahan dana, Supomo menegaskan, pihaknya akan melakukan evaluasi lagi tentang kinerja ekspornya. 

“Pada dasarnya sepanjang visible, kontraknya jelas, tentu dipertimbangkan. Jangan sampai nantinya dana itu tidak dimanfaatkan, untuk apa nongkrong di situ. Maaf, ada yang bisa mendapatkan pinjaman, tapi dia tidak bisa melemparnya, percuma jadinya,” papar Supomo.

Ia mencontohkan, Koperasi BQ Baburrayyan yang mendapat pinjaman cukup besar, dan itu terealisasi atas evaluasi yang dikakukan kinerja mereka. “Jadi SOP kita itu berdasarkan visiblities study. Gak ada berdasarkan penilaian sepintas begitu, tidak ada,” tegasnya.

Menurut Supomo, sejauh ini pihaknya belum menerima proposal. Artinya belum melihat on paper dari usulan mereka. Jika memang ada, tentu akan dilakukan evaluasi, dan LPDB tidak serta-merta menyetujui, tetapi melakukan evaluasi ke lapangan atau on the spot serta konfirmasi dengan berbagai pihak. Hal ini dilakukan,  jangan sampai nantinya menimbulkan persoalan hukum. 

“Jangan sampai nanti ini menimbulkan persoalan hukum buat mereka. Tetapi ada juga berdasarkan evaluasi kita, dana bisa cair dalam waktu hanya dua minggu, karena tata kelolanya sudah bagus. Jadi tidak ada alasan kita tidak memberikan,” ungkap Supomo.[Fhr]


Tinggalkan Komentar