telusur.co.id -Siapa sangka tumpukan sampah organik di area pelabuhan bisa berubah menjadi pupuk bernilai tinggi yang menyuburkan taman-taman hijau di Bali? Inovasi inilah yang tengah dijalankan oleh PT Pelindo Daya Sejahtera (PDS) melalui program pengolahan sampah organik berbasis maggot di Pelabuhan Benoa, Bali.
Langkah ini menjadi bagian dari komitmen PDS dalam mewujudkan green port dan menghadirkan layanan ramah lingkungan di seluruh wilayah kerja Pelindo Group. Melalui inisiatif tersebut, PDS tidak hanya menjaga kebersihan area pelabuhan, tetapi juga menciptakan rantai manfaat baru mulai dari penguraian sampah, pemberdayaan petugas kebersihan, hingga produksi pupuk organik yang kembali memperkaya lingkungan.
Setiap hari, petugas kebersihan PDS Regional Bali Nusra memilah sampah organik yang berasal dari kantin, kapal, gudang logistik, dan area publik pelabuhan. Sampah basah yang terkumpul rata-rata mencapai 80 kilogram per hari kemudian diolah di media biokonversi (kandang maggot) selama satu hingga dua minggu.
Hasilnya, maggot (larva lalat Black Soldier Fly) mengurai limbah menjadi bahan organik kaya nutrisi. Sisa penguraiannya, dikenal sebagai frass, digunakan sebagai pupuk organik untuk mendukung penghijauan di area Pelabuhan Benoa dan Taman Segara Kerthi, Denpasar. Dalam sebulan, program ini mampu menghasilkan 2 hingga 6 ton kompos organik.
Maggot adalah larva dari lalat Black Soldier Fly (Hermetia illucens), serangga yang dikenal efisien dalam mengurai sampah organik tanpa menimbulkan bau atau penyakit. Mereka mengonsumsi limbah dapur, sisa makanan, dan bahan organik lainnya, mengubahnya menjadi pupuk alami serta sumber protein tinggi yang juga bisa dimanfaatkan di sektor pertanian dan peternakan.
Dengan memanfaatkan maggot, proses penguraian sampah berlangsung lebih cepat, efisien, dan ramah lingkungan. Langkah ini menjadi wujud nyata penerapan prinsip ekonomi sirkular serta pengelolaan sampah berkelanjutan di lingkungan pelabuhan.
Program pengolahan sampah organik berbasis maggot ini juga merupakan bentuk dukungan PT Pelindo Daya Sejahtera terhadap program Pemerintah Provinsi Bali dalam optimalisasi pengelolaan sampah. Selain menekan volume sampah yang berakhir di TPA, langkah ini memperkuat posisi Pelabuhan Benoa sebagai pelabuhan hijau yang berkomitmen terhadap keberlanjutan lingkungan.
Dengan pendekatan yang mengedepankan inovasi, kepedulian, dan keberlanjutan, PDS membuktikan bahwa solusi lingkungan bukan hanya tentang pengelolaan limbah, tetapi juga tentang membangun masa depan yang lebih bersih, produktif, dan bermanfaat bagi masyarakat.
“Kami percaya setiap tindakan kecil dalam pengelolaan sampah membawa dampak besar bagi lingkungan. Program maggot ini bukan hanya tentang kebersihan, tetapi tentang tanggung jawab dan kontribusi nyata menuju pelabuhan yang hijau dan berkelanjutan,” ujar Dani Setiawan, Regional Manager PDS Regional Bali Nusra.



