Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon menyebut, temuan 103 warga negara asing terdaftar dalam daftar pemilih tetap (DPT). Merupakan skandal besar dan sangat membahayakan.
“Ini menurut saya skandal besar, nggak boleh ada WNA masuk DPT dan ini lebih dari 100. Ini Membahayakan,” ucap Fadli di gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (5/3/19).
Ia pun meminta KPU, segera menyelesaikan masalah tersebut dengan cara segera menghapus 103 WNA sebagai DPT, dan juga meminta KPU kembali menyisir kembali DPT-DPT yang ada saat ini.
“Saran dari kami,data DPT yang bermasalah itu dihapus. Dicek kembali. Masih ada waktu. Jangan enggan mengecek masukan-masukan yang baik, seperti misal nama ganda atau nama bermasalah,” tutur Fadli.
Untuk itu, ia membantah pernyataan-pernyataan kerasnya tentang KPU, hanya untuk mendeligitimasi KPU sebagai penyelenggara pemilu.
Fadli mengaku, pernyataan-pernyataan kerasnya terhadap KPU agar KPU bisa lebih profesional lagi.
“Cuma kita ingin KPU nih bertindak profesional, jangan sampai ada kesan tidak dipercaya. Salah satu masalah itu di data. Coba lihat masa ada WNA masuk di DPT,” sebutnya.
Belum lagi, dirinya juga sadar, persoalan DPT saat ini, bukan lah sepenuhnya kesalahan KPU.
“Ini tidak sepenuhnya salah KPU. Data KPU kan dari Kemendagri, itu dari Dukcapil, itu datanya banyak sampahnya juga saya kira,” tuturnya.
Seperti diketahui, Dirjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Zudan Arif Fakrulloh, mengatakan pihaknya menemukan 103 warga negara asing terdaftar dalam daftar pemilih tetap (DPT).
Dia mengaku sudah menyerahkan data tersebut kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU).
“Sudah Kita serahkan semua datanya ke KPU. Iya diserahkan 103 data,” ucap Zudan saat dihubungi, Senin (4/3).
Zudan mengatakan data itu ditemukan ketika Kemendagri melakukan analisis terhadap e-KTP WNA dan DPT. Dari 1.600 WNA yang memiliki e-KTP, lanjutnya, ada 103 nama yang tercantum dalam DPT.
Zudan mengatakan 103 WNA yang terdaftar di DPT berasal dari Amerika Serikat, Eropa, dan Afrika. Meski demikian, Zudan tidak merinci lebih jauh. Dia juga tidak menyebutkan secara gamblang negara-negara asal WNA yang dimaksud. [asp]