Akibat Pamer Harta Pejabat Pajak, Sentimen Negatif terhadap Kemenkeu Meningkat - Telusur

Akibat Pamer Harta Pejabat Pajak, Sentimen Negatif terhadap Kemenkeu Meningkat

Pakar Digital dan Pengamat Media Sosial Anthony Leong. Foto: Istimewa

telusur.co.id - Kasus penganiayaan oleh Mario Dandy Satriyo (MDS) anak pejabat Direktorat Jenderal Pajak (Ditjen Pajak) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), terhadap Crystalino David Ozora putra kader GP Ansor Jonathan Latumahina, menjadi penyebab utama menurunnya kepercayaan netizen terhadap Pegawai Pajak. 

Terlebih, Mario yang merupakan putra dari Rafael Alun Trisambodo (RAT), sering melakukan pamer kendaraan Harley dan Jepp Robicon yang dimilikinya. 

Pakar Digital dan Pengamat Media Sosial Anthony Leong memaparkan riset Big Datanya yang bersumber dari Kazee Media Monitoring terkait sentimen netizen terhadap Pejabat Ditjen Pajak Kemenkeu, setelah terjadinya kasus penganiayaan terhadap David dan pamer harta yang sering dilakukan Mario Dandy di media sosial. 

Data yang diriset membandingkan kepercayaan netizen pada Bulan Januari dan Bulan Februari 2023.

"Pada Bulan Januari total 118.391 perbincangan. Dimana tingkat kepercayaannya, Positifnya sebesar 54.5%, Negatifnya sebesar 30.7 dan Netralnya sebesar 14.8%. Positifnya didominasi pemberitaan informasi perpajakan, yang berkaitan dengan kewajiban seluruh wajib pajak memutakhirkan Nomor Induk Kependudukan dan Nomor Pokok Wajib Pajak agar terintegras. Sedangkan Negatifnya karena berita terkait Angin Prayitno Didakwa Pencucian Uang, Belikan 101 Bidang Tanah, 1 Apartemen dan 1 Mobil," kata Anthony dalam keterangan tertulisnya, Kamis (9/3/23).

Anthony menambahkan, pada Februari total 231.871 perbincangan mengenai Pejabat Ditjen Pajak Kemenkeu. Dimana sentimen positifnya sebanyak 35.8% terkait pemberitaan KPK segera memanggil Rafael Alun, negatifnya sebanyak 47.5%, terkait seorang anak pejabat Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan jadi tersangka pengeroyokan di Jakarta Selatan, dan netralnya sebanyak 16.7%, terkait pelaku diketahui merupakan anak dari pejabat Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan. 

"Perbincangan terbesar pada bulan Januari seputar mengatasi tingkat kepatuhan membayar pajak yang masih rendah, Kemenkeu menerapkan tarif pajak progresif baru pada pajak penghasilan orang pribadi atau PPh 21, PNS Ditjen Pajak berbahagia akibat cair bonus Imbalan Prestasi Kinerja (IPK) 100% hingga ratusan juta," ujar Anthony.

Anthony menjelaskan, reputasi atau sentimen kepercayaan publik terhadap Pejabat Ditjen Pajak Kemenkeu pada bulan Februari lalu setelah adanya kasus Mario Dandy Syahputra, sentimen positifnya menurun 18.7 persen, sedangkan sentimen negatifnya naik 16.8 persen, dan berita netralnya naik jadi 1.9 Persen. 

Dikatakan Anthony, ada dua isu negatif yang menurunkan kepercayaan publik terhadap Kemenkeu. Pertama mantan pejabat Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan diketahui melakukan transaksi janggal senilai Rp Rp500 miliar. Sebanyak 40 rekening yang terafiliasi dengan akun rekening milik pribadi Rafael Alun dan keluarga. 

Kedua, aduan pegawai pajak Bursok Anthony Marlon yang Minta Sri Mulyani Mundur. Sebelumnya, ia mengirim aduan via wise.kemenkeu.go.id bahwa ada perusahaan bodong yang berpotensi merugikan negara hingga triliunan. Pengaduan itu disampaikan pada 2021, tapi belum ditangani hingga 2 tahun lamanya.

"Belum lagi perihal kejadian pejabat bea cukai yang akhir-akhir ini muncul," tutupnya.[Fhr


Tinggalkan Komentar