Telusur.co.id - Anggota Komisi X DPR Anang Hermansyah mengaku heran dengan karya seni yakni film yang tak luput dari obyek politisasi. Padahal, menurut dia, fim adalah karya seni yang menjadi bagian dari pemajuan kebudayaan di Tanah Air.
Hal itu disampaikan Anang dengan praktik cyberbully yang menimpa Hanum Rais terkait dengan penayangan Film “Hanum & Rangga” di bisokop yang bebarengan dengan film “The Man Called Ahok” di jaringan bioskop 21.
“Saya menyesalkan jika karya seni dijadikan obyek politisasi apalagi mengarah pada cyberbully. Sudahi politisasi pada karya seni,” kata Anang dalam keterangannya, Kamis (15/11/18).
Dijelaskannya, karya seni, seperti film semestinya ditempatkan dalam ruang kebudayaan yang jauh dari politik praktis berjangka pendek. Ia menyinggung peristiwa yang dialami Hanum semestinya tidak boleh terjadi.
“Jangan hanya karena perbedaan pilihan politik, lalu karya seni seseorang dijadikan obyek bully. Mohon hentikan praktik ini,” harap Anang.
Anang menyebutkan karya seni melampaui warna bendera, aliran politik serta pilihan politik. Justru melalui seni, imbuh Anang, politik kebangsaan dapat disalurkan melampaui sekat-sekat perbedaan.
“Pesan Bung Karno cukup tegas dan jelas melalui trisaktinya yakni berkepribadian dalam kebudayaan. Kita juga memiliki UU No 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan,” tandasnya.[Ham]