telusur.co.id - Pasangan ganda putri Indonesia, Apriyani Rahayu / Febi Setianingrum, terus menorehkan kejutan di turnamen Malaysia Masters 2025 (BWF World Tour Super 500). Bertanding di Axiata Arena, Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Jumat (23/5) sore, pasangan yang belum diunggulkan ini berhasil menyingkirkan unggulan ke-8 asal Taiwan, Hsu Yin Hui / Lin Jhih Yun, lewat pertarungan ketat tiga game: 17-21, 21-16, 21-9.
Tampil kurang maksimal di game pertama, Apriyani/Febi berhasil bangkit dengan permainan agresif dan penuh semangat di dua game berikutnya. Mereka mengunci kemenangan dan mengamankan tiket semifinal dalam turnamen yang total hadiahnya mencapai USD 475.000 atau sekitar Rp 7,6 miliar.
Di babak semifinal yang akan digelar Sabtu (24/5), Apriyani/Febi akan menantikan pemenang dari laga sesama pasangan China antara Liu Sheng Shu / Tan Ning—peraih medali perak Olimpiade Paris 2024—melawan pasangan muda Keng Shu Liang / Li Hua Zhou. Pertandingan mereka baru akan digelar Jumat sore.
Sementara itu, wakil tunggal putri Indonesia Putri Kusuma Wardani harus mengakhiri langkahnya di babak perempat final. Satu-satunya tunggal putri Merah Putih yang tampil di Malaysia Masters ini menyerah dari unggulan kedua asal China, Han Yue, dalam dua game langsung yang cukup dominan: 12-21, 13-21.
Nasib serupa juga dialami oleh pasangan ganda campuran Indonesia, Dejan Ferdinansyah / Siti Fadia Silva Ramadhanti. Setelah sebelumnya tampil gemilang dengan menumbangkan juara All England 2025, Guo Xin Wa / Chen Fang Hui, Dejan/Fadia tak mampu mempertahankan momentum saat menghadapi pasangan muda China, Cheng Xing / Zhang Chi.
Meski sempat unggul di game pertama dengan skor meyakinkan 21-12, Dejan/Fadia harus mengakui keunggulan lawan setelah kalah di dua game berikutnya 20-22, 14-21, dalam laga yang berlangsung ketat hingga rubber game.
Dengan hasil ini, harapan Indonesia di Malaysia Masters 2025 kini bertumpu pada pasangan ganda putri Apriyani/Febi yang akan berlaga di babak empat besar. Akankah mereka melangkah hingga final dan mencetak sejarah baru? Patut dinantikan.[iis]