telusur.co.id - Presiden Asosiasi Serikat Pekerja (Aspek) Indonesia Mirah Sumirat mengecam keras pemutusan hubungan kerja (PHK) massal yang terjadi di Indosat Ooredoo.
Mirah menjelaskan, lebih dari 500 orang pekerja tetap Indosat Ooredoo di-PHK massal sepihak oleh manajemen dengan cara-cara yang diduga intimidatif.
“Bahkan dapat diduga sebagai tindakan yang masuk kategori pelecehan terhadap pekerja Indonesia. Pemerintah harus hadir dan mengusut kasus di perusahaan asing ini segera,” kata Mirah dalam keterangannya, Kamis (20/2/2020).
Mirah mengungkapkan beberapa kisah mencekam bahkan berpotensi terjadinya pelecehan terhadap pekerja, dalam proses PHK massal yang dilakukan oleh manajemen Indosat Ooredoo.
Pada Jumat 14 Februari 2020 lalu, kata dia, manajemen secara serentak memanggil seluruh pekerja Indosat Ooredoo di semua region di Indonesia, dalam acara yang disebut "Townhall New Way of Working". Kegiatan ini dilakukan di belasan hotel berbintang di beberapa kota. Di beberapa hotel bahkan tertulis acaranya sebagai seminar ketenagakerjaan.
Acara Townhall dilakukan serentak setelah sholat Jumat. Hanya ada beberapa sambutan melalui video conference salah satunya sambutan CEO Indosat Ooredoo.
Namun kemudian, satu per satu pekerja dipanggil masuk ke kamar-kamar hotel yang sudah dibooking oleh manajemen Indosat Ooredoo. Di dalam setiap kamar sudah menunggu perwakilan manajemen yang kemudian memberikan surat PHK kepada masing-masing pekerja.
“Ini benar-benar tidak beradab dan pelecehan,” kecam Mirah.
"Belum pernah saya mendengar ada PHK massal yang prosesnya dilakukan di kamar-kamar hotel. Satu pekerja dipanggil oleh perwakilan manajemen di kamar hotel. Saya tegaskan sekali lagi yah, KAMAR HOTEL! Kamar hotel yang di dalamnya ada tempat tidur, kamar mandi dan fasilitas kamar hotel pada umumnya," tukasnya.[Fhr]