telusur.co.id - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi meninjau perbaikan dan pelebaran saluran air yang berada di sepanjang Jalan Adityawarman dan Jalan Tirtayasa, Jakarta Selatan.

Teguh menyampaikan, di dua jalan itu terjadi penyempitan saluran air yang sebelumnya selebar dua meter menjadi satu meter. Saluran tersebut, kata Teguh, saat ini sudah diperlebar, sehingga dapat menampung aliran air hujan.

"Saya sudah perintahkan untuk segera lakukan perbaikan sebagai upaya mengatasi banjir di wilayah Jakarta Selatan, khususnya di sekitar dua jalan ini,” kata Teguh di Jakarta Selatan, Jumat (8/11/24).

“Saluran air yang menjadi bottleneck, yang satu meter itu, sudah kita bongkar. Ada juga yang kurang dalam, kita gali untuk memperdalam. Karena, ada saluran yang dalamnya 1,5 meter dan ada yang dalamnya hanya 70 cm. Banjir yang terjadi di perempatan Jalan Tirtayasa merupakan dampak dari bottleneck saluran air tersebut,” sambungnya.

Selain itu, Teguh telah meminta Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta untuk memeriksa crossing saluran yang ada di Jalan Tirtayasa dan Jalan Adityawarman.  Hal ini lantaran setiap tahun jalan di kawasan tersebut ditinggikan, sehingga mengakibatkan ruang bawah jalan menjadi rendah.

“Kemungkinan ada Sarana Jaringan Utilitas Terpadu (SUJT) di dalam saluran yang harus diperhatikan keberadaannya. Kami tidak bisa semena-mena memotong kabel-kabel yang ada dalam saluran, nanti dampaknya ke masyarakat juga,” ungkap Teguh.

Teguh mengaku akan memanggil operator pemilik kabel untuk segera merapikan SJUT dengan memasukkan kabel ke dalam ducting yang akan disediakan Pemprov DKI Jakarta. Menurutnya, keberadaan kabel yang tidak tertata rapi dapat mengakibatkan penumpukan sampah, sehingga air tidak bisa mengalir dengan lancar di dalam saluran.

"Kami akan mengundang operator-operator kabel tersebut karena tidak bisa semena-mena memotong kabel tersebut. Memang tadi kita lihat, kabel-kabel itu menyebabkan sampah menumpuk begitu banyak. Kondisi ini berdampak terjadinya genangan air, karena air mengalami antrean panjang masuk ke saluran,” terangnya.

Teguh menegaskan, upaya mengatasi banjir di Jakarta tidak bisa dilakukan secara parsial, melainkan harus menyeluruh, terintegrasi, dan sistematis. Pihaknya akan terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk melakukan mitigasi banjir di Jakarta

“Kami memang serius untuk terus melakukan pembenahan-pembenahan dalam penanganan banjir di Jakarta, karena ada beberapa program terkait mitigasi banjir yang tidak langsung selesai pada 2024. Ada yang baru dimulai 2025 dan dilanjutkan pada 2026. Terkait kewenangan, juga akan kami bicarakan bersama dengan Kementerian Pekerjaan Umum (PU), karena ada sebagian kewenangan penanganan banjir di bawah koordinasi Kementerian PU," pungkasnya. [Fhr]