telusur.co.id - Kementerian Koperasi dan UKM menawarkan untuk membuat Koperasi Distribusi kebutuhan sembako dan Holding (Induk Koperasi) di Papua, serta primer-primer di Kabupaten dan kota. Hal itu dalam rangka mengatasi masalah kemiskinan ekstrim dan mahalnya harga barang di Provinsi Papua.

"Dengan langkah ini, kemahalan dan kemiskinan secara perlahan akan teratasi, termasuk masalah instabilitas," kata Asisten Deputi Pengembangan SDM Perkoperasian dan Jabatan Fungsional Kementerian Koperasi dan UKM Nasrun Siagian, pada acara pembukaan Pelatihan Peningkatan Kualitas SDM Perkoperasian, di Kota Jayapura, Papua, kemarin.

Nasrun mengakui, untuk mewujudkan koperasi tersebut tidaklah mudah. Salah satunya, harus dipersiapkan SDM dari kalangan milenial yang kuat dan dukungan seluruh pihak. 

"Di dalamnya mencakup membangun infrastruktur koperasi di masing-masing distrik, permodalan, rantai pasok dari pabrikan, transportasi, dan keamanan dan sosialisasi massif kepada masyarakat pentingnya membentuk dan menjadi anggota koperasi," jelasnya.

Nasrun optimis, jika konsep ini terwujud, masalah kemiskinan ekstrim dan kemahalan harga di disrik-distrik di Papua dapat diatasi.

Ia menekankan, pentingnya kehadiran koperasi yang mewadahi para Mama-Mama pedagang Pasar Papua. 
"Koperasi sangat cocok dengan budaya kekerabatan dan solidaritas orang Papua, yang sangat guyub," kata Nasrun.

Untuk itu, Nasrun mengajak Mama-Mama pasar Papua untuk mewujudkan solidaritas yang tinggi tersebut dalam kekuatan ekonomi dalam wadah koperasi. "Pasalnya, koperasi merupakan milik bersama yakni dari, oleh dan untuk anggota, koperasi adalah entitas atau lembaga ekonomi yang berwatak sosial dan berazas kekeluargaan," imbuh Nasrun.

Keuntungan menjadi anggota koperasi, lanjut Nasrun, selain ada Sisa Hasil Usaha (SHU) di akhir tahun, juga akan menerima manfaat dari koperasi. Misalkan, tambahan permodalan, pinjaman biaya anak sekolah (pakaian seragam, biaya kuliah), biaya berobat. "Tentunya, dengan margin bunga yang rendah karena merupakan keperluan mendasar," ulas Nasrun.

Oleh karena itu, menurut Nasrun, komunitas Mama-Mama pasar Papua, harus bergandengan tangan, dan memberikan pelayanan dengan senyum, sapa, dan ramah, serta harga yang wajar. 

"Lebih baik margin keuntungan sedikit, tetapi barang laris, dan kesan positif dari masyarakat akan timbul bahwa belanja di pasar Mama-Mama Papua itu menyenangkan," tukas Nasrun.[Fhr]