Bertemu Aliansi Aksi Buruh, HNW: Suara Buruh Bisa Hadirkan Perubahan - Telusur

Bertemu Aliansi Aksi Buruh, HNW: Suara Buruh Bisa Hadirkan Perubahan


telusur.co.id - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, menerima kunjungan delegasi Pimpinan Aliansi Aksi Buruh Jakarta (AABJ), di Ruang Kerja Wakil Ketua MPR, Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (22/8/2023).

Kepada HNW, Pimpinan delegasi yang juga Koordinator AABJ Suji Kartono mengungkapkan bahwa tujuan kunjungan delegasi menemui HNW selain untuk bersilaturahmi juga meminta pandangan tentang sikap para buruh terutama di Jakarta, terhadap Tahun Politik 2024 yang kian dekat.

“Dari perbincangan dengan para elemen buruh yang menaungi buruh di Jakarta, kami menentukan sikap positif untuk menghadapi Pemilu 2024 nanti.  Maka, untuk lebih menguatkan lagi sikap kami itu,  terbentuklah AABJ ini untuk berkontribusi melakukan koreksi masalah dan hadirkan perubahan menuju Indonesia yang lebih baik, lebih maju dan makmur,” ujarnya.

Merespon hal tersebut Pimpinan MPR dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menyampaikan apresiasi atas sikap konstruktif Aliansi Aksi Buruh Jakarta, dan menegaskan bahwa Pemilu 2024 adalah representasi dan implementasi kedaulatan rakyat. 

“Partisipasi rakyat termasuk buruh, dalam ajang pesta demokrasi rakyat lima tahunan itu akan  menentukan masa depan bangsa.  Jadi, apapun pilihan rakyat termasuk para buruh di Jakarta ini, adalah hak mereka yang harus dihormati dan diselamatkan,” tambahnya.

Yang terpenting, lanjut HNW, harus diperhatikan oleh rakyat termasuk kaum buruh, juga para capres, cawapres, partai politik dan calon anggota DPR, DPD maupun Kepala Daerah yang akan maju dalam ajang kontestasi politik nanti harus menghindarkan diri dari saling fitnah, menyebar hoaks untuk menjatuhkan lawan dengan cara yang tidak ksatria.

Kaum buruh bisa mengingatkan hal itu, agar para pihak mestinya lebih mengedepankan kontestasi kinerja, gagasan dan solusi atasi masalah-masalah, serta kepedulian akan masa depan bangsa dan negara.

“Juga jadikan ajang kontestasi Pemilu 2024 sebagai lahannya memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.  Jangan sampai hasil dari pemilu nanti malah membuat pilu.  Satu lagi saya ingatkan, jangan sepelekan satu atau dua suara rakyat sebab sangat menentukan,” katanya.

Wakil Majelis Syura PKS ini menceritakan betapa dua suara itu sangat menentukan dirinya terpilih  sebagai Ketua MPR RI di periode 2004-2009. 

Waktu itu, pemilihan Pimpinan MPR yang digelar dalam Sidang Paripurna, di Gedung Parlemen, Jakarta,  Rabu (6/10/2004) silam itu terdiri dari dua paket calon Pimpinan MPR.  Paket A yang terdiri dari Sutjipto (FPDIP) sebagai ketua MPR dan Theo L Sambuaga (FPG), Sarwono Kusumaatmadja (DPD), dan Aida Ismeth (DPD) sebagai calon wakil ketua MPR.

Sedangkan Paket B terdiri dari Hidayat Nurwahid (FPKS) sebagai ketua MPR dan AM Fatwa (FPAN), Aksa Mahmud (DPD), dan Mooryati Soedibyo (DPD) sebagai wakil ketua MPR. Berdasarkan hasil penghitungan suara, paket A memperoleh 324 suara dan paket B mendapat suara 326.  Paket B menang sangat tipis hanya selisih dua suara saja.

“Dari pengalaman saya itu, saya tegaskan sekali lagi satu suara rakyat saja sangatlah berharga dan bisa sangat menentukan.  Apalagi suara kaum buruh yang jutaan itu. Jadi, janganlah salah pilih, jangan golput apalagi memilih karena uang.  Sebab, suara rakyat termasuk buruh, akan sangat menentukan arah bangsa ini kedepan apakah menjadi lebih baik atau malah semakin terpuruk, hal yang harus kita hindari,” pungkasnya.[]


Tinggalkan Komentar