Cek Khodam Online, Ini Tanggapan Dosen FIB dalam Perspektif Budaya - Telusur

Cek Khodam Online, Ini Tanggapan Dosen FIB dalam Perspektif Budaya

Tangkapan layar fenomena cek khodam online (Ist)

telusur.co.id - Fenomena “Cek Khodam Online” akhir-akhir ini sedang ramai diperbincangkan masyarakat Indonesia. Fenomena itu bermula ketika salah satu pengguna aplikasi TikTok melakukan siaran langsung dan menebak khodam penonton melalui komentar dengan menyebutkan nama.
 
Mengenai hal tersebut, Dosen Ilmu Budaya Fakultas Ilmu Budaya UNAIR, Puji Karyanto, S.S., M.Hum. memberi tanggapan. Dosen yang akrab dipanggil Ki Puji itu mengatakan, secara keilmuan, fenomena cek khodam online tidak perlu direspons secara reaktif. Pasalnya, fenomena online tersebut berbeda dengan kepercayaan masyarakat tentang khodam.
 
“Secara keilmuan, fenomena ini tidak perlu direspons secara reaktif. Namun, perlu diketahui oleh publik bahwa cek khodam online ini sangat berbeda dengan kepercayaan masyarakat tentang khodam,” jelas Ki Puji kepada Unair News. Senin, (08/7/2024).
 
Konsep dan Asal-Usul Khodam
 
Ki Puji melanjutkan, dalam beragam tradisi di Nusantara, termasuk pada narasi agama agung, cerita tentang adanya penjaga diri (khodam) merupakan sesuatu yang niscaya dan menjadi kepercayaan masyarakat. Dalam konteks budaya Nusantara juga diceritakan banyak orang hebat di masa lalu menjadi sakti karena memiliki khodam.
 
“Budaya Nusantara menceritakan, orang-orang hebat pada zaman dahulu biasa menjadi sakti karena memiliki dua hal. Pertama yaitu kekuatan internal seperti olah kanuragan dan memiliki penjaga tak terlihat yang senantiasa menjaga dirinya,” tambah Ki Puji.
 
Khodam juga bisa berkaitan dengan konsep budaya Jawa “Kakang Kawah Adi Ari-Ari” yang memiliki makna bahwa manusia lahir ke dunia tidak sendirian. Manusia dalam kepercayaan Jawa memiliki saudara tua yang disebut Kakang Kawah dan saudara muda yang disebut Adi Ari-Ari.
 
“Konsep itu menunjukkan bahwa dalam kepercayaan Jawa, kelahiran manusia selalu berdampingan dengan entitas lain yang senantiasa mendampingi dan menjaga dirinya. Untuk merepresentasikan kepercayaan ini, biasanya masyarakat Jawa membuat bubur merah dan bubur putih sebagai lambang saudara muda dan saudara tua dalam upacara Tingalan,” papar Ki Puji.
 
Menyikapi Cek Khodam Online

Ki Puji berpesan, masyarakat harus bijak dalam menyikapi setiap fenomena yang ada di sekitar. Jika dalam konteks cek khodam online, bisa dikatakan bahwa itu hanyalah sebuah budaya pop yang berkembang di masyarakat.
 
“Saya yakin anak-anak muda sekarang sudah cerdas dalam melihat fenomena yang ada di masyarakat kita. Cek khodam online itu hanyalah permainan biasa, jadi tidak usah ditanggapi dengan serius,” tambahnya.
 
Namun, lanjut Ki Puji, jika menyangkut tentang konsep khodam yang menyangkut kepercayaan, harus disikapi dengan bijaksana. Bagi orang yang percaya tentang adanya khodam, maka harus dihargai sebagai kepercayaan. 

“Lalu, bagi orang yang tidak percaya, juga diberikan ruang dengan menghargai pendapatnya dengan baik,” ungkap Ki Puji. (ari)


Tinggalkan Komentar