Dadang Naser Dorong Barantin Perkuat Komoditas Ekspor dan Teknologi Pertanian - Telusur

Dadang Naser Dorong Barantin Perkuat Komoditas Ekspor dan Teknologi Pertanian

Anggota Komisi IV DPR RI, Dadang Naser. (Foto: telusur/Fahri).

telusur.co.id - Anggota Komisi IV DPR RI, Dadang Naser, menilai kinerja Badan Karantina Indonesia (Barantin) dalam menyelenggarakan perkarantinaan pertanian dan pengawasan keamanan hayati sudah cukup baik. Meski demikian, ia meminta Barantin untuk lebih mengacu pada visi dan misi Presiden terkait Kemandirian Pangan, khususnya dengan memperkuat komoditas ekspor daripada terus bergantung pada impor.

“Jangan hanya bergantung pada impor saja. Kita juga harus memperkuat komoditas ekspor. Ini menjadi pekerjaan rumah bagi Badan Karantina itu sendiri,” ujar Dadang kepada wartawan, Selasa (19/11/24).

Dadang mengakui masih ada beberapa komoditas yang perlu diimpor, seperti daging sapi. Namun, ia mengingatkan pemerintah untuk tidak terus-menerus mengandalkan impor.

Selain daging sapi, Dadang menyoroti pentingnya mengurangi ketergantungan pada impor susu. Ia mendorong penguatan teknologi pertanian untuk meningkatkan produksi susu di dalam negeri.

“Teknologi harus diterapkan oleh peternak. Misalnya, petani bisa membuat tepung susu sendiri. Di Bandung, sapi unggul yang didatangkan dari Melbourne dan Selandia Baru, seperti yang dikelola oleh KPBS (Koperasi Peternak Bandung Selatan) dan UPBS (Ultrajaya), sudah mampu menghasilkan 60 liter susu per ekor setiap hari,” jelas Dadang.

Ia juga menekankan pentingnya pengawasan terhadap harga, baik untuk produk impor maupun lokal. 

“Jangan sampai produk impor mahal, tetapi setelah masuk ke dalam negeri malah menjadi murah. Hal ini perlu diatur, terutama untuk susu,” tegasnya.

Selain susu dan daging, Dadang juga menyoroti potensi komoditas kentang untuk ekspor. Menurutnya, petani Indonesia sudah mampu memproduksi bibit kentang secara mandiri, baik untuk varietas Atlantik (untuk industri) maupun Granola (untuk sayuran).

“Untuk kentang Atlantik, industri harus adil. Mereka harus bekerja sama dengan petani, mendistribusikan bibit, dan kemudian membeli hasil panen dengan harga yang layak. Jangan sampai kentang Atlantik kalah bersaing dengan kentang Granola di pasar,” imbuhnya.

Di akhir pernyataannya, Dadang menegaskan pentingnya pengembangan teknologi pertanian untuk meningkatkan produktivitas petani. Ia juga meminta pemerintah melibatkan akademisi dan praktisi dalam upaya ini agar penguatan komoditas ekspor dapat dilakukan secara optimal.

“Barantin memiliki peran penting sebagai pintu koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan, termasuk dinas-dinas terkait. Kolaborasi ini, atau istilah saya, sabilulungan, sangat diperlukan,” pungkas Dadang. [Tp]


Tinggalkan Komentar