Debat Ketiga Disarankan Pakai Lampu, Merah Kuning Hijau Ketimbang Waktu Disetop Moderator - Telusur

Debat Ketiga Disarankan Pakai Lampu, Merah Kuning Hijau Ketimbang Waktu Disetop Moderator


Telusur.co.id -

Interupsi berkali-kali oleh moderator didebat kedua capres kemarin dianggap mengganggu eksplorasi ide-ide para kandidat. Karena, kandidat kurang leluasa menyampaikan ide serta menyangah argumen lawan lantaran waktunya selalu diingatkan moderator dan ini sedikit menganggu jalannya debat.

“Ini sosok-sosok yang ditampilkan ini para tokoh, sebaiknya tidak diinterupsi oleh moderator soal waktu. Kan sering kita dengar waktu sudah habis, waktu sudah habis, itu kan menganggu,” kata Ketua Umum Perkumpulan Swing Voters Indonesia (SVT) Adhie M Massardi di Jakarta, Rabu (20/2/19).

Dia menyarankan kepada penyelenggara pemilu serta kedua kubu, mekanisme peringatan untuk waktu, agar kandidat berhenti berbicara, sebaiknya tidak perlu dilakukan oleh moderator dengan sanggahan-sanggahannnya.

KPU bisa menggunakan lampu merah kuning hijau. Jika lampu hijau, artinya waktu masih panjang, sedangkan kuning tanda waktu sebentar dengan demikian kandidat akan menyiapkan closing statement yang menarik disetiap tema. terakhir, lampu merah tanda waktu habis, dan microphone secara otomatis langsung mati, artinya kandida berhenti berbicara.

“Jadi, misalnya lampu kuning menyala itu waktu akan habis lima belas detik lagi, sehingga orang akan menyiapkan penutup. Jadi, pakek sinyal itu kan lebih bagus dan lebih menghormati orang-orang yang dihormati publik. soalnya orang-orang ini kan akan dipilih oleh rakyat, jadi harus diberi kehormatan yang cukup lah,” imbuh Adhie.

BACA JUGA :  Hasto: Sandi Boleh Lebih Muda, Namun Kyai Maruf Amin Lebih Visioner

Selain itu, Adhie beranggapan, dalam debat Pilpres itu bukan hanya kandidat dan timses yang diedukasi, namun masyarakat juga perlu diberi pendidikan untuk menghormati orang yang sedang bicara.

“Kalau lampu merah nyala mic (microphone) dengan sendirinya mati. Dengan demikian masyarakat juga terlatih untuk menghormati orang yang bicara,” tegasnya.

” Jadi, kalau di intersepsi-intersepsi sudah waktunya sudah habis, ini selain mengangu pendengar pasti juga menganggu konsentrasi yang bicara. Dan, satu menit itu kurang ya untuk berkomentar,” tandasnya.[asp]


Tinggalkan Komentar