telusur.co.id - Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Perikanan (KPKP) DKI Jakarta mengungkapkan penyebab kenaikan hargai Cabai di Jakarta, karena produksi di daerah sentra terganggu lantaran curah hujan deras dan angin kencang pada sekitar lahan pertanian.
"Akibatnya, pasokan cabai ke Jakarta menurun hingga 56 persen dari kondisi normal," kata Kepala Dinas KPKP DKI Jakarta, Suharini Eliawati, Jumat (10/1/25).
Untuk menangani hal itu, Pemprov DKI melalui OPD, BUMD dan Satgas Pangan melakukan pemantauan rutin ketersediaan dan harga cabai di pasar, dalam rangka mengantisipasi krisis pasokan dan lonjakan harga.
Berbagai langkah strategis lain juga dilaksanakan, seperti menggelar program Pangan Murah Keliling yang menjual cabai di berbagai lokasi, misalnya di kantor instansi Pemprov DKI, rumah susun dan tempat strategis lainnya.
“Pemprov DKI Jakarta juga melakukan operasi pasar oleh Perumda Pasar Jaya, termasuk di wilayah Kepulauan Seribu. Kemudian memanfaatkan fasilitas BUMD untuk mengembangkan pertanian urban (urban farming) khususnya untuk komoditas cabai,” ujar Eli.
Lebih lanjut, Eli menjelaskan, Pemprov DKI Jakarta juga terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan produsen di daerah untuk mengatasi kendala pasokan akibat cuaca ekstrem.
Ia berharap, kebijakan ini mampu meredam gejolak harga cabai dan menjamin pasokan tetap tersedia bagi masyarakat Jakarta.
“Upaya kami fokus pada stabilisasi harga sekaligus memastikan kebutuhan pangan masyarakat terpenuhi," ucap Eli.
"Pemprov DKI Jakarta berkomitmen untuk menjaga ketersediaan pangan dan mengurangi dampak lonjakan harga bagi warga Jakarta,” tukasnya.[Fhr]