telusur.co.id - Anggota Komisi B DPRD Provinsi DKI Jakarta Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Francine Widjojo mengajak masyarakat untuk tidak panik terkait dugaan beredarnya anggur muscat impor mengandung pestisida level berbahaya di Indonesia.
Francine juga mengajak masyarakat untuk lebih memilih buah-buahan lokal produksi dalam negeri. Demikian disampaikan Francine dalam pernyataan tertulisnya, Rabu (30/10/2024).
Dugaan adanya anggur muscat impor yang mengandung pestisida menyeruak saat otoritas pangan Thailand menemukan anggur shine muscat terkontaminasi bahan kimia berbahaya. Anggur shine muscat ini disinyalir mengandung pestisida melebihi ambang batas aman.
Francine meminta masyarakat tetap berhati-hati dalam memilih buah-buahan untuk dikonsumsi, namun tidak perlu panik. “Belum ada bukti bahwa anggur muscat impor yang masuk ke Indonesia mengandung pestisida level berbahaya seperti yang ditemukan di Thailand,” ungkapnya.
Francine mendukung penuh langkah Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) untuk menginvestigasi dugaan residu beracun pada anggur muscat. “Karena bagi kami, keamanan pangan adalah prioritas utama, dan masyarakat Jakarta berhak mendapatkan kepastian bahwa produk yang mereka konsumsi aman dan memenuhi standar,” ujarnya.
“Transparansi sangat penting agar masyarakat tidak resah dan tetap mendapatkan informasi yang akurat,” tambah Francine lagi.
PSI meminta Pemprov DKI Jakarta harus siap berkoordinasi dengan BPOM untuk mengambil langkah cepat. “Semoga tidak ada, namun jika memang nantinya didapati ada produk yang mengandung pestisida level berbahaya, Pemprov harus segera menarik produk tersebut dari pasaran,” tegas Francine.
PSI juga meminta pelaku usaha untuk mematuhi regulasi dan memastikan keamanan produk yang dipasarkan. “Fraksi PSI akan terus mengawal isu ini dan memastikan setiap tindakan yang diambil berpihak pada keselamatan dan kesehatan warga Jakarta,” kata Francine.
Terlepas dari kasus ini, Francine mengajak masyarakat untuk lebih memilih produk buah lokal ketimbang buah-buahan impor. “Indonesia memiliki banyak buah-buahan yang segar dan menyehatkan yang seharusnya menjadi pilihan utama konsumsi masyarakat,” pungkasnya. [ham]