telusur.co.id - Colin Powell, mantan menteri luar negeri AS dan seorang perwira tinggi militer dan penasihat keamanan nasional, meninggal dunia di usia 84 tahun akibat komplikasi Covid-19.

"Kami telah kehilangan suami, ayah, kakek, dan orang Amerika yang luar biasa dan penyayang," demikian menurut pernyataan keluarganya yang dikutip Reuters.

Tak hanya itu, keluarganya mengatakan bahwa Powell telah divaksinasi penuh Covid-19 dan berterima kasih kepada staf medis di Pusat Medis Nasional Walter Reed di luar Washington yang merawat Powell pada hari-hari terakhirnya.

Diketahui, Powell menderita Multiple Myeloma, kanker darah yang sedang dalam remisi, dan penyakit Parkinson stadium awal. Kanker darah mengurangi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan menempatkan orang pada risiko yang lebih tinggi untuk kasus virus yang parah.

Juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki, mengatakan rawat inap dan kematian "sangat jarang" di antara yang divaksinasi penuh dan mengatakan kematian Powell menggarisbawahi bahwa masalah kesehatan yang mendasari dan penyakit lain dapat menyebabkan risiko yang lebih besar dari virus.

Powell menjabat sebagai Menlu AS era Presiden George W. Bush pada 2001-2005 lalu. Sebelumnya, jenderal Angkatan Darat bintang empat dan aktif dalam militer selama 35 tahun itu, menjabat ketua Kepala Staf Gabungan dari tahun 1989-1983, di bawah ayah Bush, Presiden George H.W. Bush.

Dia juga merupakan anggota Partai Republik yang moderat dan seorang pragmatis, mempertimbangkan untuk menjadi presiden kulit hitam pertama pada 1996 tetapi kekhawatiran istrinya akan keselamatannya membuatnya membatalkan niat itu. Pada 2008, ia berbeda sikap dengan partainya untuk mendukung Barack Obama dari Partai Demokrat, yang kemudian menjadi orang kulit hitam pertama yang terpilih ke Gedung Putih.

Mantan Presiden George W. Bush, seorang Republikan yang menunjuk Powell sebagai menteri luar negeri AS, mencatat bahwa, “Banyak presiden mengandalkan nasihat dan pengalaman Jenderal Powell.”

“Dia adalah favorit para presiden sehingga dia mendapatkan Presidential Medal of Freedom – dua kali,” kata Bush.

Laporan: Nadhifa Putri Nauramiyanti