Gubernur Khofifah dan Kaka Slank Tanam Mangrove di Bangkalan, Wujudkan Jatim Lestari - Telusur

Gubernur Khofifah dan Kaka Slank Tanam Mangrove di Bangkalan, Wujudkan Jatim Lestari

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (kiri) bersama Kaka Slank (kanan). Foto: Istimewa.

telusur.co.id -Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama Kaka Slank mengajak masyarakat untuk aktif menanam dan menjaga kelestarian lingkungan melalui gerakan “Ayo Nandur”. Ajakan tersebut disampaikan saat menghadiri Festival Mangrove VIII di Pantai Martajasah, Kabupaten Bangkalan, Senin (3/11).

Festival ini menjadi bagian dari rangkaian Hari Jadi ke-80 Provinsi Jawa Timur dan simbol kolaborasi multipihak dalam menjaga ketangguhan ekologis wilayah pesisir.

Dengan mengendarai skuter listrik dari Pendopo Kabupaten Bangkalan menuju lokasi acara, Gubernur Khofifah menanam mangrove bersama Kaka Slank, Dankodaeral V Surabaya Laksamana Muda TNI Ali Triswanto, Dirjen PDAS Kemenhut RI Dyah Murtiningsih, Bupati Bangkalan Lukman Hakim, Kepala Perwakilan BI Jatim Ibrahim, Kadis Kehutanan Jatim Jumadi, Kadivre Perhutani Jatim Wawan Triwibowo, serta 100 personel TNI AL.

“Ketangguhan ekologis adalah bagian dari ketangguhan daerah. Dari ekosistem yang lestari, lahir masyarakat yang tangguh, ekonomi yang inklusif, dan masa depan yang berkelanjutan. Ini bisa jadi referensi daerah-daerah lain. Ayo nandur, nandur, dan nandur,” ujar Khofifah.

Gubernur Khofifah menegaskan bahwa lingkungan yang sehat dan lestari merupakan fondasi penting bagi pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan dan berkelanjutan. Melalui gerakan “Ayo Nandur”, Pemprov Jatim berupaya menumbuhkan kesadaran kolektif bahwa menjaga alam adalah tanggung jawab bersama.

Festival Mangrove VIII diisi dengan berbagai kegiatan, seperti penanaman mangrove, pelepasliaran burung air, penebaran benih kepiting, pengobatan gratis, serta edukasi lingkungan untuk pelajar. Festival ini juga menghadirkan pameran produk hilirisasi mangrove, peragaan busana batik pewarna alam, dan Mangrove Harmony Ride sebagai kampanye gaya hidup rendah emisi.

Dengan tema “Jatim Tangguh Terus Bertumbuh”, festival ini menegaskan komitmen Jawa Timur terhadap pembangunan hijau yang selaras dengan visi Jawa Timur Gerbang Baru Nusantara dan target nasional Net Zero Emission 2060.

Berdasarkan Peta Mangrove Nasional 2024 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Jawa Timur memiliki kawasan mangrove seluas 30.839,3 hektare, atau 48,38 persen dari total mangrove di Pulau Jawa, menjadikannya provinsi dengan luasan mangrove terbesar di Jawa.
Dalam empat tahun terakhir, luas mangrove di Jatim meningkat 3.618 hektare atau 13,29 persen.

“Melalui program Mangrove Lestari, kita berkomitmen memperkuat ketahanan lingkungan dan berkontribusi nyata terhadap target Net Zero Emission 2060. Ini adalah ikhtiar Jawa Timur untuk menjaga bumi agar tetap lestari bagi generasi mendatang,” tegas Khofifah.

Khofifah juga menekankan pentingnya keseimbangan antara manfaat ekologis dan ekonomi. Ekosistem mangrove kini telah menjadi basis ekonomi masyarakat melalui hilirisasi produk, ekowisata, dan pengelolaan hasil pesisir berbasis komunitas.

“Ekologi yang tangguh akan menopang ekonomi yang tumbuh. Kita ingin masyarakat pesisir mendapatkan manfaat ekonomi dari mangrove yang mereka rawat, karena keberlanjutan harus berangkat dari kesejahteraan,” ujarnya.

Dalam kegiatan tersebut, Pemprov Jatim memberikan Apresiasi Gubernur kepada pihak-pihak yang berkontribusi dalam pelestarian mangrove dan penurunan emisi, serta menyerahkan dukungan Program Mangrove Lestari dan beasiswa Generasi Baru Indonesia (GenBI) dari Bank Indonesia.

Khofifah menegaskan bahwa pelestarian lingkungan hidup berkaitan erat dengan ketahanan daerah terhadap bencana. Ia menilai bahwa degradasi ekosistem dapat meningkatkan risiko abrasi, banjir rob, dan bencana hidrometeorologi lainnya.

“Melalui langkah nyata seperti penanaman mangrove, pemulihan ekosistem, dan inovasi energi bersih, kita sedang menata masa depan Jawa Timur yang hijau, tangguh, dan terus bertumbuh. Ini sejalan dengan semangat Hari Jadi ke-80, menuju terwujudnya Jawa Timur Gerbang Baru Nusantara,” tutur Khofifah.

Lebih lanjut, Khofifah mengajak masyarakat untuk terus menanam dan merawat mangrove sebagai simbol kehidupan dan harapan bagi generasi mendatang.

“Festival ini adalah gerakan bersama untuk meneguhkan komitmen menjaga kelestarian ekosistem mangrove. Dari pesisir inilah kita menanam harapan bagi bumi yang lebih hijau dan masa depan yang lebih tangguh. Sekali lagi, ayo nandur, nandur, dan nandur,” tegasnya.

Semangat pelestarian lingkungan juga digaungkan oleh Kaka Slank, musisi yang dikenal peduli terhadap isu lingkungan. Ia hadir dalam kegiatan Mangrove Harmony Ride dan memberikan pesan inspiratif kepada masyarakat, terutama generasi muda.

“Kalau kepala daerahnya kayak Bu Gubernur Jawa Timur, saya percaya alam Jawa Timur dengan cita-cita Jatim Lestari pasti tercapai. Saya berpesan kepada generasi muda bahwa pelestarian lingkungan, utamanya mangrove, itu adalah investasi surga. Investasi bukan melulu tentang uang, tapi menanam pohon apalagi mangrove, itu investasi surga,” ujar Kaka Slank.

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur Jumadi menyampaikan bahwa sepanjang tahun 2025, melalui APBD dan dukungan mitra, Pemprov Jatim telah dan akan melaksanakan rehabilitasi mangrove dan asosiasinya seluas 85,1 hektare di berbagai wilayah pesisir, dengan potensi serapan karbon mencapai 3.435,49 ton CO₂ ekuivalen.

“Capaian ini menunjukkan kuatnya sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha dalam menjaga ekosistem mangrove. Jawa Timur kini tercatat sebagai provinsi dengan luasan mangrove terbesar di Pulau Jawa,” kata Jumadi.

Program Mangrove Lestari merupakan implementasi dari Misi Kesembilan Nawa Bhakti Satya “Jatim Lestari”, yang menegaskan komitmen pemerintah dalam menjaga keseimbangan antara kepentingan ekonomi, sosial, dan ekologis.

Festival ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, antara lain KLHK, Pemkab Bangkalan, Bank Indonesia Jatim, TNI AL, Komando Armada II, M4CR, IKA Universitas Airlangga, Yayasan Gajah Sumatera (YAGASU), Bank Jatim, PLN UID Jatim, PT Petrokimia Gresik, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, Perhutani Divisi Regional Jatim, PDTS Kebun Binatang Surabaya, PT Avia Avian Tbk, PT Telkom Regional III, serta sejumlah komunitas dan perguruan tinggi peduli lingkungan.


Tinggalkan Komentar