telusur.co.id - Perjalanan tunggal putra Indonesia, Yohanes Saut Marcellyno di Korea Masters 2025 berakhir di babak 16 besar setelah kalah straight game dari unggulan pertama asal Singapura, Jia Heng Jason The, dengan skor 19–21, 12–21. Pertandingan berlangsung di Wonkwang University Cultural and Sports Center, Jeonbuk State, Korea Selatan.
Meski sempat memimpin di awal gim pertama, Yohanes mengaku kehilangan momentum akibat taktik penundaan waktu yang kerap dilakukan lawannya. “Game pertama sudah unggul, namun lawan banyak menunda dan saya tidak siap dengan hal itu, jadi banyak hilang fokus,” ungkapnya usai laga.
Ia mengatakan sempat mengajukan protes kepada wasit terkait gangguan ritme pertandingan, tetapi tidak mendapat respons tegas. “Saya sudah coba protes, tapi tidak ada tindakan. Sayang juga—harusnya bisa menang di game pertama dan memaksa rubber.”
Yohanes mengakui kualitas permainan lawan yang unggul dalam serangan tajam dan strategi akumulasi poin. “Lawan punya serangan yang bagus, strategi untuk mendapatkan poinnya juga bagus. Saya harus lebih antisipasi hal ini ke depannya,” katanya.
Ia juga menyoroti kelemahannya dalam finishing poin, di mana beberapa peluang emas gagal dikonversi menjadi angka kemenangan. “Harusnya ada bola yang bisa dimatikan, tapi tidak mati. Ke depan, saya harus perbaiki lagi dari segi finishing.”
Kekalahan ini menjadi bahan evaluasi penting bagi pebulutangkis muda Indonesia tersebut menjelang sisa rangkaian turnamen BWF tahun ini. Meski gagal melaju ke perempat final, sikap reflektif dan semangat untuk terus berkembang menunjukkan potensi besar Yohanes dalam kancah bulutangkis internasional.
PBSI dipastikan akan memanfaatkan pengalaman ini sebagai dasar penyusunan strategi pelatihan intensif, terutama dalam menghadapi lawan bermental kuat dan bermain dengan taktik psikologis seperti yang ditunjukkan Jason The.



