Gus Hilmy: Tidak Ada Alasan Menolak Jenazah Covid-19 - Telusur

Gus Hilmy: Tidak Ada Alasan Menolak Jenazah Covid-19

Dr. H. Hilmy Muhammad, M.A.

telusur.co.id -Pandemi Corona telah menyebabkan kematian belasan ribu orang di seluruh dunia. Di Indonesia
sendiri, data hari ini (02/04) menyebutkan sebanyak 170 kasus meninggal dunia. Yang menjadi
persoalan kemudian adalah psikologi masyarakat yang sangat ketakutan, tidak hanya pada
persebaran virusnya melainkan juga pada jenazah Covid-19 yang akan dikuburkan. Bahkan beberapa
video penolakan jenazah positif Corona sempat viral.

Menyikapi hal ini, Gus Hilmy, sapaan akrab Dr. H. Hilmy Muhammad, M.A. menyampaikan bahwa
masyarakat tidak perlu setakut itu. Sebab tenaga medis telah melakukan pemulasaran jenazah
sesuai protokal. Selain itu, hal ini menjadi tanggung jawab bersama, hukumnya fadlu kiyafah.

“Tidak ada alasan untuk menolak jenazah Covid-19. Rumah sakit tentu sudah menyiapkan protokal
yang harus dipatuhi. Seluruh proses pengurusan jenazah, termasuk menyalatinya, sepatutnya sudah
diselesaikan di RS. Jadi jenazah tinggal dikuburkan saja. Persoalan nanti ada yang ingin menyalatinya lagi, bisa dilakukan secara salat ghaib. Dan pengurusannya pun sangat rapi dan berlapis,” kata anggota DPD RI asal D.I. Yogyakarta tersebut pada Kamis (03/04/2020) pagi melalui saluran telepon.

Ia menjelaskan bahwa telah ada jaminan kesehatan dari Kementerian Kesehatan selama perawatan
jenazah sesuai prosedur, yaitu dimandikan dengan sabun, dikafani dan dibungkus plastik, diberi
disinfektan lagi, dimasukkan ke dalam peti, dan dibungkus lagi dengan plastik. Baru setelah itu
dikubur dengan kedalaman sekurang-kurangnya 1.5 meter dari permukaan tanah.

Dengan standar ini pula, menurutnya pemerintah atau tenaga medis tak perlu lagi melarang
keluarga atau masyarakat yang ikut dalam pemakaman jenazah Covid-19.

“Jadi secara medis sudah aman. Kalau pemerintah melarang, justru malah meragukan standar
protokol yang harus dipatuhi. Kita tinggal menerapkan protokol bagi pelayat, yaitu dengan menjaga
jarak sebelum dimakamkan dan membawa hand sanitizer atau cuci tangan dengan sabun,” jelasnya.

Perlakuan protokol pelayatan ini pernah dilakukan ketika pemakaman alarhumah. Hj. Sudjiatmi
Notomihardjo, ibunda Presiden Joko Widodo, di tengah wabah Corona. Meski bukan jenazah Covid-
19, namun diterapkan protokal tersebut sehingga para pelayat tetap aman.

Pengasuh Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta ini juga menyarankan agar masyarakat mendoakan
para jenazah Covid-19 karena sesungguhnya mereka mati dalam keadaan syahid. [Asp]

 

Laporan : Asep Subekti


Tinggalkan Komentar