telusur.co.id - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, menghadiri peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-5 Paguyuban Warga Klaten (PWK) yang berlangsung di Atrium Plaza Semanggi, Jakarta, pada Minggu petang (27/8). Pada peringatan HUT Ke-5 PWK itu, Hidayat Nur Wahid bersama tokoh Klaten lainnya, yaitu Wakil Ketua KPK Alexander Marwata dan psikolog Prof. Dr. Seto Mulyadi, S.Psi, MSi, menerima plakat penghargaan dari PWK yang diserahkan Bupati Klaten, Sri Mulyani.
Hadir dalam peringatan HUT Ke-5 PWK, Bupati Klaten Sri Mulyani, Wakil Ketua KPK Alexander Marwata, psikolog Seto Mulyadi, Ketua PWK 2020-2023 AKPB (Purn) Mulyatno Prawironagoro, SH, MH, dan Ketua terpilih PWK periode 2023-2028 Supriyanto, Wakil Menteri Desa Prof. Dr. Paiman Raharjo, MSi (hadir secara virtual), serta warga Klaten anggota PWK.
HNW, sapaan Hidayat Nur Wahid, mengucapkan terimakasih atas undangan Ketua PWK dan memberikan apresiasi serta mengucapkan selamat HUT Ke-5 PWK dengan tema “Bersatu Untuk Masa Depan yang Lebih Baik” ini. “Saya memang kelahiran Kadipaten Lor Kebondalem Ngidul, Prambanan, Klaten. Saya tinggal di Prambanan, Klaten, hanya sampai tamat SD saja. Setelah itu saya nyantri di Ponpes Gontor Ponorogo, dan lanjut nyantri di Madinah selama 13 tahun, dan kemudian ke Jakarta,” kata Wakil Ketua MPR dari Fraksi PKS ini.
Menurut HNW, dengan paguyuban ini maka berkumpul kembali warga Klaten yang sudah terpisah-pisah. “Dengan paguyuban ini maka berkumpul kembali ‘balung’ yang sudah pecah atau terpisah sehingga menyatu kembali. Warga Klaten sudah ada yang kesana-kemari. Sudah ada yang pergi ke banyak tempat. Dan, warga Klaten masing-masing punya pengalaman yang beragam-ragam, Bahkan, masing-masing berafiliasi dengan organisasi yang beragam pula,” katanya.
“Meskipun beragam-ragam, tetapi tetap satu Klaten. Tetap satu Indonesia. Warga Klaten tetap berkomitmen untuk menjadi bagian yang bisa berkontribusi untuk memajukan warga Klaten, daerah Klaten, dan negara Indonesia,” sambungnya.
Karenanya, HNW menyatakan siap untuk berkontribusi memajukan warga dan daerah Klaten. Salah satunya dengan ikut melestarikan budaya Jawa, seperti seni wayang. “Kemarin saya usulkan di MPR, yaitu memperingati HUT MPR dengan pagelaran wayang. Inilah bagian-bagian yang bisa kita perjuangkan,” ujarnya.
HNW menambahkan ikut juga memperjuangkan agar periode masa jabatan kepala desa tidak hanya sampai 9 tahun, atau 18 tahun selama dua periode, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan para kepala desa. Dengan peningkatan kesejahteraan kepala desa maka kekhawatiran terjadinya kasus-kasus seperti penyimpangan atau korupsi dana desa, bisa dikoreksi. “Bila kesejahteraan para kepala desa meningkat maka diharapkan tidak terjadi lagi penyimpangan-penyimpangan dari apa yang seharusnya,” tuturnya.
HNW juga siap membuka kerjasama antara MPR dengan PWK. “Di MPR ada kegiatan untuk Sosialisasi Empat Pilar MPR tentang Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Kami punya program itu, dan kami siap bila PWK ingin mendapatkan program sosialisasi Empat Pilar supaya warga Klaten semakin cinta Indonesia, semakin mengamalkan Pancasila, dan semakin dituntun UUD NRI Tahun 1945, dan terus bisa memahami NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika dengan cara yang benar. Silakan bisa kita kerjasamakan,” ajaknya.
Bersamaan dengan peringatan HUT Ke-5 PWK digelar pameran produk-produk UKM dari daerah Klaten. HNW melihat jumlah dan jenis UKM Klaten sangat banyak. Sebagian UKM Klaten bahkan sudah go internasional dan sebagian lagi sudah melakukan berbagai terobosan-terobosan yang sangat penting. “Ini menjadi peluang besar sekaligus tantangan untuk kita semua, yaitu bagaimana melanjutkan yang sudah ada, tidak hanya dalam konteks produktivitas dan kualitasnya, juga dalam konteks distribusinya atau penyebarluasannya, serta menampilkan UKM yang masih memulai atau UKM yang belum bisa bangkit akibat pandemi Covid-19 lalu,” pungkasnya.[]