telusur.co.id - Kelompok pejuang Hizbullah yang berbasis di Lebanon memuji aksi-aksi heroik para pejuang Palestina dan mengutuk agresi Israel di kamp Jenin. Hizbullah menyebut aksi yang dilakukan oleh pasukan pendudukan terhadap warga Palestina di Jenin sebagai “aksi brutal dan biadab” .
Dalam sebuah pernyataannya yang dikutip Rai Al Youm, Selasa (20/6/23), Hizbullah memuji “tanggapan heroik para pejuang perlawanan di Jenin dan rekan-rekan mujahidin mereka, yang telah mengejutkan pasukan pendudukan, menampar mereka dengan menyakitkan, dan telah bentrok dengan mereka selama berjam-jam, sebelum mereka dapat menarik kendaraan mereka yang terbakar dari medan perang.”
Hizbullah juga memuji “operasi kualitatif yang dilakukan oleh para pejuang perlawanan heroik di pemukiman Eli, utara Ramallah, yang menewaskan sejumlah tentara Israel dan melukai beberapa lainnya.”
Hizbullah menekankan bahwa semua itu menunjukkan kesiapan pejuang perlawanan dan kemampuannya menyerang musuh serta mereaksi kejahatannya di tempat dan waktu yang dipilihnya.
“Konfrontasi kemarin dan hari ini mengungkapkan kewaspadaan kubu perlawanan Palestina, kehadiran permanennya untuk membela rakyat Palestina dan kesuciannya, dan kemampuannya menghadapi metode pengkhianatan Zionis serta memberikan pelajaran kepada musuh yang akan membuatnya berpikir dengan hati-hati sebelum melakukan kebodohan baru,” ujar pernyataan Hizbullah.
Hizbullah merilis pernyataan demikian setelah empat orang Israel tewas dan empat lainnya luka-luka dalam operasi serangan di dekat pemukiman Eli di Tepi Barat, Selasa (20/6). Serangan ini juga menggugurkan dua pelakunya yang merupakan dua pemuda pejuang Palestina.
Sehari sebelumnya, pasukan pendudukan di Jenin terkena sergapan yang direncanakan, termasuk aktivasi alat peledak dan penembakan, yang menyebabkan tujuh tentara Zionis cedera, menurut media Israel.
Sementara itu, faksi-faksi pejuang Palestina, Selasa, menegaskan bahwa aksi heroik para pejuang Palestina di Jenin membuktikan bahwa “kubu resistensi baik-baik saja, terus meningkat dan berkembang.”
Mereka menyerukan operasi yang lebih kualitatif dan eskalasi konfrontasi dengan rezim pendudukan “di semua arena keterlibatan langsung di Tepi Barat.”
Faksi-faksi tersebut menegaskan, “Kota Suci, dengan Masjid Al-Aqsa dan monumen bersejarahnya, adalah garis merah, dan kami tidak akan membiarkan musuh Zionis memaksakan kedaulatan atasnya, meyahudikannya, atau membaginya dari segi ruang dan waktu.” [Tp]