Wakil Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid (HNW) menilai, kondisi Indonesia saat ini mengkhawatirkan. Hal ini bisa dilihat dari ketergantungan pemerintah terhadap utang luar negeri. Padahal, APBN Indonesia setiap tahunnya hanya 2.000 triliun. Sedangkan hutang Indonesia secara keseluruhan hampir mencapai 9.000 triliun.
HNW merasa tersanjung dengan Pidato Kebangsaan Prabowo Sandi di JCC, Senayan, Jakarta, tadi malam.
Menurut dia, Prabowo menghadirkan optimisme untuk kemajuan bagsa, bukan pesimisme.
“Tadi malam Pak Prabowo dan Pak Sandi berpidato untuk menghadirkan optimisme, bukan pesimisme. Indonesia akan menjadi negara kuat apabila tidak melulu hutang dan dapat mensejahterakan rakyatnya. Itulah sebuah optimisme yang disampaikan calon presiden kita mendatang,” kata HNW dalam sebuah diskusi di Seknas Prabowo-Sandi, Jalan HOS Cokroaminoto, Jakarta Pusat, Selasa (15/1/18/9).
Ia menilai, ganti nahkoda negeri pada 17 April mendatang merupakan keharusan untuk menghadirkan kebaikan bagi bangsa Indonesia.
“Begitu luar biasa keinginan beliau (Prabowo) untuk memberikan kebaikan bangsa dan akan melanjutkan prestasi yang telah dibangun para pemimpin bangsa. Itulah visi pemimpin berdasarkan Pancasila, bukan malah menuduh orang tidak Pancasilais dan mengkotak-kotakan,” katanya.
Salah satu isi pidato Prabowo yang menarik, bagi politisi PKS ini adalah soal kepastian hukum dan tidak ada lagi perbuatan sewenang-wenang serta diskriminatif terhadap ulama dan umat Islam.
“Ulama adalah pewaris para nabi. Komitmen Pak Prabowo tegas, tidak boleh ada lagi kriminalisasi ulama. Ini harus menjadi perhatian semua pihak karena keberkahan dan kemerdekaan Indonesia salah satunya melalui perjuangan ulama,” ujarnya [ham]