Ternyata Indonesia Pro-Beijing, Kata Rizal Ramli Tertutup Isu Islam Radikal - Telusur

Ternyata Indonesia Pro-Beijing, Kata Rizal Ramli Tertutup Isu Islam Radikal

Ekonom Senior Rizal Ramli (FOTO : IST)

telusur.co.id - Ekonom senior Rizal Ramli melihat Indonesia tengah berada dalam kepungan perubahan geopolitik, dari dua negar yang berkompetisi yaitu Amerika Serikat dan China.

"Apapun hari ini ada kompetisi yang luar biasa antara Amerika dan China," ujar Rizal Ramli, dalam sebuah obrolan yang di kanal Youtube Bang Edy Channel, pada Rabu (5/5/2021).

Menurut Rizal,  dalam perebutan kekuasaan di mata dunia, dua negara yang tengah menguasai pasar ekonomi global itu, Indonesia menjadi sangat penting. 

"Karena kita ini kan rajanya Asia Tenggara," jelasnya. 

Pada zaman Presiden RI pertama, Soekarno, Rizal Ramli memaparkan satu contoh hubungan baik Indonesia dengan Amerika Serikat, meskipun di satu sisi pemerintah Soekarno kala itu juga menjaga hubungan baik dengan Uni Soviet.

Pada tahun 1950-1960, kondisi politik Indonesia tengah berkecamuk kembali, karena Belanda berusaha agar Irian Barat tetap menjadi wilayah jajahannya. Namun, kata Rizal Ramli, Indonesia berusaha agar Irian Barat (sekarang Papua), kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi.

Dalam menyelesaikan masalah itu, RR menjelaskan bahwa Soekarno meminta bantuan kepada Presiden Amerika Serikat John F. Kennedy untuk menekan Belanda, agar mengembalikan Papua kepada Indonesia.

"Bung Karno pinter dia. Dia beli (alutsista ke Rusia) dapat diskon tinggi. Angkatan Laut Indonesia, Angkatan Udara Indonesia jadi paling kuat di Asia. Abis itu dia ke Washington ketemu Kennedy," papar Rizal Ramli.

"Soekarno langsung bluff Kennedy, 'kalau kamu kasih Papua ke orang Belanda, saya punya Angkatan Laut, Angkatan Udara paling kuat'. Yang harusnya Amerika dukung Belanda kembali ke Irian, akhirnya Kennedy putuskan Irian ke Indonesia saja," sambungnya.

Namun pada hari ini, Rizal Ramli menyebut, Indonesia buat orang yang mengerti, analis yang mengerti dari luar negeri, sudah tahu. Ini lebih pro Beijing (China). Tetapi tertutup oleh isu Islam Radikal. 

Oleh karena itu, Rizal Ramli berkesimpulan isu Islam Radikal yang mengemuka di publik sengaja dimunculkan pemerintahan Presiden Joko Widodo, guna menutup hubungannya yang begitu erat dengan China.

Negara-negara seperti China, Rusia, Eropa, Amerika, enggak suka Islam radikal kuasai Indonesia. Oleh karena itu dia lihat, yang kuasa kan pompa terus (isu) Islam Radikal, sengaja. Secara internasional image Indonesia cukup sangat anti Islam radikal radikul. 

"Jadi ke tutup. Kalau begitu, oke lah biar saja dia yang kuasa. Padahal ada bahaya, ini pemerintah makin lama makin dekat sama Beijing begitu," pungkasnya. 


Tinggalkan Komentar