Ini Alasan Polda Metro Sita HP Aiman Witjaksono  - Telusur

Ini Alasan Polda Metro Sita HP Aiman Witjaksono 


telusur.co.id - Polda Metro Jaya menegaskan, pihaknya memiliki alasan kuat untuk menyita ponsel milik Juru Bicara TPN Ganjar-Mahfud, Aiman Witjaksono usai pemeriksaan pada Jumat (26/1/24) lalu. Penyitaan itu oleh penyidik itu sudah sesuai dengan prosedur yang ada.

"Penyitaan itu tindakan penyidik untuk mengambil alih atau menyimpan di bawah penguasaannya, benda bergerak atau tidak, berwujud atau tidak berwujud," kata Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak, dikutip Senin (29/1/24).

Menurut Ade, penyidik bisa melakukan penyitaan meski status Aiman masih sebagai saksi. Karena, ponsel Aiman akan dilampirkan dalam dokumen barang bukti ke pengadilan.

"Penyitaan dilakukan untuk kepentingan pembuktian dalam penyidikan, penuntutan dan peradilan," ujarnya.

Sebelumnya, Juru bicara Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud MD, Aiman Witjaksono mengkhawatirkan soal penyitaan ponselnya oleh penyidik. Hal ini Aiman sampaikan usai diperiksa selama 12 jam, oleh penyidik Ditreskrimsus Polda Metro Jaya.

Menurut dia, penyitaan itu dapat mengungkapkan identitas narasumber atau informan yang menyebutkan bahwa ada oknum yang tak netral pada Pemilu 2024.

"Kami diperiksa 12 jam, ada istirahat tadi beberapa kali dan saya harus sampaikan walaupun HP saya akhirnya harus disita, tapi saya berkomitmen untuk tidak menyebutkan siapa narasumber saya, karena saya meyakini mereka ini adalah orang-orang yang baik yang wajib dilindungi identitasnya," kata Aiman di Polda Metro Jaya, Jumat (26/1/24) malam.

Aiman menjelaskan, dirinya sempat berdebat dengan penyidik selama dua jam mengenai penyitaan ponselnya tersebut.

"Karena data saya semua ada di sana (ponsel), meskipun itu menjadi perdebatan hampir 2 jam, tarik ulur supaya HP itu kemudian jangan disita. Tetapi penyidik bisa melakukan upaya paksa dari pengadilan yang kami tidak bisa, melawan hal tersebut," ucapnya.

Aiman yang dicecar sebanyak 59 pertanyaan tersebut, juga telah mengambil risiko dengan tetap merahasiakan siapa narasumber tersebut.[Fhr]


Tinggalkan Komentar