telusur.co.id - Dalam pernyataan keras yang menegaskan kedaulatan nasional, seorang anggota parlemen senior Iran menyatakan bahwa Republik Islam Iran tidak akan mengizinkan organisasi internasional mana pun, termasuk Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), untuk mengakses secara fisik fasilitas nuklirnya, dalam kondisi apa pun.
Ketua Komisi Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Parlemen Iran, Ebrahim Azizi, membantah spekulasi mengenai dimulainya kembali inspeksi oleh IAEA terhadap situs-situs nuklir Iran.
“Delegasi IAEA hanya datang untuk pembicaraan teknis. Tidak akan ada inspeksi, tidak akan ada akses fisik,” tegas Azizi dalam wawancara dengan kantor berita Tasnim, Senin.
Azizi menegaskan bahwa kunjungan IAEA yang dijadwalkan minggu depan murni untuk diskusi teknis, bukan inspeksi. Para delegasi akan berdialog dengan para pejabat Iran dalam rangka pertukaran pandangan dan klarifikasi teknis, namun tanpa menyentuh batasan kedaulatan yang ditetapkan oleh undang-undang parlemen Iran.
“Interaksi kami dengan badan asing hanya terbatas pada kerja sama teknis. Akses fisik ke situs nuklir kami adalah garis merah,” ujarnya.
Iran sebelumnya telah memberlakukan undang-undang yang membatasi kerja sama dengan IAEA, terutama setelah AS secara sepihak keluar dari kesepakatan nuklir JCPOA pada 2018 dan menerapkan kembali sanksi.
Azizi menegaskan kembali bahwa hukum domestik Iran akan tetap menjadi dasar utama dalam setiap keputusan terkait pengawasan nuklir.
Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baqaei, juga membenarkan adanya rencana kunjungan delegasi teknis IAEA ke Teheran dalam 10 hari ke depan, namun mengonfirmasi bahwa sifat kunjungan itu bukan inspeksi, melainkan diskusi teknis rutin.