Kata Komisi IV DPR, Pertanian Penyelamat dari Ancaman Resesi - Telusur

Kata Komisi IV DPR, Pertanian Penyelamat dari Ancaman Resesi

Charles Meikyansah

telusur.co.id - Anggota DPR RI Komisi IV, Charles Meikyansah mengatakan ancaman resesi tengah mengahantui perekonomian global. Negara-negara maju (Advanced Industiral Country) sedang mangalami situasi yang sulit tak tekecuali negara-negara emerging market seperti Indonesia. 

Daya rusak pandemi terhadap ekonomi tidak hanya memukul sisi supply side tetapi demand side. Ekonomi macet dikedua sisi. Maka jalan keluar harus benar-benar luar biasa (extra ordinary) pasar utama berhenti mengkonsumsi pun dengan negara-negara produsen berhenti berproduksi. 

Kata dia, banyak ekonom bersepakat bahwa mengatasi situasi yang sedemikian sulit ini harus menyelesaikan keduanya baik sisi permintaan dan penawaran. Dan hanya negara yang mampu dengan cara memperbesar belanja pemerintah. 

Maka ketika pembahasan panjang di DPR terkait refocusing anggaran yang sudah dibahas sejak sebelum pandemi, DPR mendukung penuh perluasan belanja negara dengan secara besar-besaran dan dengan cepat. Karena hanya dengan belanja negara, ekonomi setidaknya tetap bergerak.

Ada semacam mantara bad times makes good policy. Memang biasanya demikian, tapi melihat laporan BPS pada triwulan II (Q-Q) rasa-rasanya semangat untuk memperbesar belaja negara mentok pada implementasi. Bad times and Bad Implementation. Sebuah kombinasi yang mengecewakan. 

Padahal pesan yang tegas dan jelas bahwa belanja pemerintah adalah kunci sudah diwujudkan kerja marathon refocusing anggaran dan keinginan besar presiden untuk belanja, belanja dan belanja sangat nyaring di media. 

Sayangnya, disituasi yang serba sulit, beberapa kementerian bekerja seperti biasa. Lama, berbelit, dan takut berbuat. Hasilnya, capaian belanja pemerintah tak banyak berubah bahkan minus sangat dalam dengan beberapa sektor menyentuk pertumbuhan negatif dua digit. 

Untungnya, sektor pertanian menjadi penyelamat dengan mampu mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 16,24 persen. Apresiasi harus ditujukan pada kementerian pertanian sebagai lokomotif daya dorong ekonomi ditengah pandemi. 

"Apabila sektor lain bekerja layaknya sektor pertanian maka resesi dapat terhindarkan dikuartal ke III. Dan perbaikan ini yang harus kita dorong agar Indonesia tidak masuk dalam resesi," tegas dia. [ham]


Tinggalkan Komentar