telusur.co.id - Menikmati dunia perkuliahan yang menyenangkan dan penuh kesan adalah keinginan setiap mahasiswa. Biasanya, selama kuliah mahasiswa akan mengembangkan diri sesuai dengan minat dan bakat yang mereka miliki. Ada yang aktif berorganisasi, penelitian, magang, hingga menjalankan misi kemanusiaan.
Semua kegiatan yang berorientasi pada pengembangan diri itu kini telah terwadahi dengan adanya program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Program terobosan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia ini menjadi salah satu incaran setiap mahasiswa di perguruan tinggi.
Universitas Airlangga (UNAIR) sebagai salah satu perguruan tinggi nasional berkomitmen penuh dalam mendukung MBKM. Ada beragam MBKM yang bisa mahasiswa pilih dan ikuti untuk mengembangkan diri. Apa saja program MBKM yang ada di UNAIR?
Program Unggulan
Direktur Pendidikan UNAIR, Prof Dr Sukardiman, MS Apt mengatakan bahwa, terdapat delapan jenis program MBKM yang telah berjalan di UNAIR. Salah satu program MBKM yang paling banyak menarik minat mahasiswa adalah MSIB (Magang dan Studi Independen Bersertifikat).
“Paling banyak adalah magang bersertifikat, ya. Alhamdulillah target kita sebenarnya 30 persen dari total mahasiswa yang punya hak ikut MBKM. Tetapi kita capaiannya di atas 33 persen artinya hampir setiap tahun selalu ada tren kecenderungan meningkat,” terangnya kepada Unair News. Kamis, (25/1/2024).
Dalam MSIB, mahasiswa akan mendapat kesempatan untuk menjajal dunia profesional di berbagai perusahaan maupun instansi pemerintah. Mahasiswa yang mengikuti program ini akan mendapatkan segudang manfaat, mulai dari pengalaman kerja, jejaring baru, hingga kesempatan menjadi sebagai karyawan tetap.
Program lainnya yang juga menjadi incaran adalah pertukaran mahasiswa. Ada dua jenis pertukaran, yakni Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) dalam negeri dan Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) atau pertukaran mahasiswa luar negeri. Mahasiswa akan mendapatkan pendanaan penuh dari pemerintah serta berhak mendapatkan pengakuan konversi mata kuliah.
Bagi mahasiswa yang memiliki minat dan kemampuan mengajar, mereka dapat memilih program MBKM lainnya yakni Kampus Mengajar. Pada program ini, mahasiswa akan menghabiskan satu semester untuk mengajar di sekolah dasar serta mendapatkan bantuan pendanaan dari pemerintah.
Selain ketiga program tersebut, UNAIR juga masih memiliki program MBKM lainnya. Misalnya, asistensi riset, studi independen, KKN-BBK, program relawan kemanusiaan, dan kewirausahaan yang info lengkapnya dapat mahasiswa akses pada laman sebagai tambahan, mahasiswa yang ingin mengetahui informasi lebih lanjut terkait program MBKM UNAIR dapat mengakses laman https://mbkm.unair.ac.id/.
Semua mahasiswa yang mengikuti program MBKM tersebut akan mendapatkan hak sama. Hak tersebut adalah mendapatkan pengakuan mata kuliah sebanyak maksimal 40 SKS (satuan kredit semester) atau setara dengan dua semester. Oleh karena itu, mahasiswa tidak perlu khawatir akan mengulur lama masa kuliah.
Manfaat bagi Mahasiswa
Prof Sukardiman menilai bahwa program MBKM memberikan manfaat positif bagi mahasiswa, salah satunya adalah keterampilan baru. Lantaran, mahasiswa yang belajar di luar program studi akan berjejaring dengan pihak lain dengan lingkup yang lebih luas dan beragam.
“Jika kita lihat output sebenarnya mahasiswa yang belajar di luar program studi akan memiliki keterampilan baru,” tandas Prof Sukardiman.
Di sisi lain, kata Prof Sukardiman, mahasiswa juga akan mendapatkan kemampuan profesional yang terbukti dengan adanya portofolio dan pengalaman. Dengan demikian, secara langsung maupun tidak, dengan mengikuti MBKM mereka juga tengah mempersiapkan diri untuk menjemput karier dan masa depan.
“Mereka juga akan punya skill profesional sesuai ilmu yang mereka pelajari. Jadi, nanti misalnya tidak perlu ada pelatihan kerja karena memang sudah pernah atau berpengalaman bekerja,” tuturnya. (ari)