Ketua Parlemen Iran: Sudah Saatnya Menahan Nazi Abad ke-21, Katanya tentang Kejahatan Israel - Telusur

Ketua Parlemen Iran: Sudah Saatnya Menahan Nazi Abad ke-21, Katanya tentang Kejahatan Israel

Ketua Parlemen Iran Mohammad Baqer Qalibaf

telusur.co.id - Ketua Parlemen Iran Mohammad Baqer Qalibaf mengutuk kekejaman kejam rezim Zionis di Gaza dan perang agresinya terhadap Iran, dan mengatakan Nazi abad ke-21 harus dikendalikan sebelum terlambat.

Berbicara pada Konferensi Parlemen Dunia Keenam di Jenewa, Qalibaf menyatakan bahwa para anggota parlemen terkemuka dari seluruh kawasan di dunia telah bersatu untuk memperjuangkan keadilan terhadap gelombang agresi yang mendorong umat manusia menuju jurang kehancuran.

Ia mengatakan bencana sedang terjadi di Gaza, yang tak tertandingi dan hanya dapat dibandingkan dengan halaman paling gelap dalam sejarah manusia, Press TV melaporkan.

"Kita sedang menyaksikan kemunculan Nazi abad ke-21. Sebuah rezim, yang dengan sikap dingin dan skenario (yang suram), melancarkan kampanye agresi yang tampaknya berawal dari mimpi buruk kejahatan paling mengerikan dalam sejarah," tambah Qalibaf.

Ia mengatakan bahwa Zionis, seperti halnya Nazi abad ke-21, harus dihentikan sebelum umat manusia tenggelam selamanya dalam pusaran penindasan.

Ia juga menggarisbawahi perlunya mengatasi akar penyebab, dampak, dan faktor yang memengaruhi perang Gaza yang sedang berlangsung, dan mengambil tindakan yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut.

"Gaza saat ini bukan sekadar hamparan tanah, melainkan tempat pemotongan hewan dan TKP. Gaza adalah rumah jagal yang dibangun dari mentalitas mengerikan dan jahat yang menelan kemanusiaan di dalamnya. Apa yang terjadi di Gaza bukanlah perang; melainkan pembantaian sistematis," ujar Qalibaf.

Mengomentari agresi Israel terhadap Iran, ia berkata, “Serangan tersebut tidak hanya mengancam kedaulatan dan integritas wilayah Iran, tetapi juga merupakan peringatan yang mengkhawatirkan akan ketidakstabilan keamanan kolektif di kawasan dan di seluruh dunia.”

“Ketidakpedulian lembaga-lembaga internasional dalam menanggapi tindakan-tindakan ini menimbulkan pertanyaan serius mengenai kredibilitas dan efektivitas struktur-struktur penjaga perdamaian internasional, termasuk Dewan Keamanan PBB,” ujarnya.

Qalibaf mengatakan tanggapan balasan Iran terhadap serangan Israel berada dalam kerangka haknya untuk membela diri, dan menekankan bahwa Republik Islam tidak bergantung pada lembaga internasional maupun janji-janji kosong dari negara-negara besar selama perang 12 hari.

Sementara rezim Zionis melancarkan perang agresi terhadap Iran pada tanggal 13 Juni dan menyerang wilayah militer, nuklir, dan pemukiman Iran selama 12 hari, AS turun tangan dan melakukan serangan militer terhadap tiga lokasi nuklir di Natanz, Fordow, dan Isfahan Iran pada tanggal 22 Juni.

Pasukan militer Iran melancarkan serangan balasan yang dahsyat segera setelah agresi tersebut. Pasukan Dirgantara Korps Garda Revolusi Islam melancarkan 22 gelombang serangan rudal balasan terhadap rezim Zionis sebagai bagian dari Operasi Janji Sejati III yang menimbulkan kerugian besar di berbagai kota di wilayah pendudukan.

Selain itu, sebagai tanggapan atas serangan AS, angkatan bersenjata Iran meluncurkan gelombang rudal ke pangkalan udara al-Udeid di Qatar, pangkalan militer Amerika terbesar di Asia Barat.

Gencatan senjata yang mulai berlaku pada tanggal 24 Juni menghentikan pertempuran.

 

sumber: TNA


Tinggalkan Komentar