telusur.co.id, Ketua Umum Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial (DNIKS), Dr A Effendy Choirie menemui sesepuh DNIKS Prof Dr Haryono Suyono guna meminta masukan terkait pemberantasan kemiskinan masyakarat.
Apalagi Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa pemerintahannya menempatkan penanggulangan kelaparan dan kemiskinan sebagai prioritas nasional.
Bahkan, mengalokasikan anggaran besar untuk pendidikan. Karena pendidikan akan membawa keluar dari kemiskinan, termasuk membuat program makan bergizi gratis untuk memastikan generasi muda mendapatkan manfaat pendidikan.
"Kami bersilaturahmi mengunjungi Prof Dr Haryono Suyono, yang juga Mantan Menteri Kependudukan dan Menko Kesra Pemberantasan Kemiskinan. Beliau punya ilmu dan pengalaman panjang yang bisa diteladani," kata pria yang akrab disapa Gus Choi usai bersilaturahmi di kediaman Mantan Kepala BKKBN tersebut, di Jakarta, Sabtu (21/12/2024).
Dalam silaturahmi itu, Gus Choi didampingi Wakil Ketua umum DNIKS Hendratmoko, Wakil Ketua umum DNIKS Fajar Wiryono Haryono Suyono dan Ketua Bidang Pemikiran, Pengembangan dan Inovasi Sosial DNIKS, Zarman Syah.
"Semangat Presiden Prabowo yang menginginkan zero kemiskinan harus didukung semua pihak. Karena itu DNIKS bertekad menjadi bagian dari pemberdayaan masyarakat dan pemberantasan kemiskinan," lanjut Mantan Sekjen PB IKA PMII.
Seperti diketahui, Prof Dr Haryono Suyono kini berusia 86 tahun dan sempat rangkap jabatan sebagai Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Selain itu, ia juga pernah menjadi Ketua umum DNIKS selama 3 periode (15 tahun).
Kini Haryono Suyono didapuk sebagai Ketua Badan Pertimbangan DNIKS. "Kita menyampaikan perkembangan DNIKS terkini paska Munas 30 November 2024, yakni penyusunan pengurus, lalu rencana pelantikan dan rapat kerja nasional (Rakernas) awal Februari 2025 dan permohonan kepada Bapak Haryono untuk memberikan arahan DNIKS ke depan," papar aktivis Nahdlatul Ulama.
Sementara itu Prof Dr Haryono Suyono mengakui bahwa ia sangat dekat dengan tokoh-tokoh PBNU, seperti KH Ali Yafie, KH Sahal Mahfudz dan Gus Dur.
"Mereka itu merupakan tokoh-tokoh NU yang mendukung sepenuhnya program BKKBN tentang keluarga berencana dan kemaslahatan keluarga," tuturnya.
Lebih lanjut, Haryono menyampaikan banyak hal, termasuk mendorong peran dan tupoksi DNIKS yang harus meningkat.
Terutama dalam peran memberdayakan masyarakat. Apalagi dalam Undang-Undang (UU) Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial mengatur tentang penyelenggaraan kesejahteraan sosial, termasuk: Rehabilitasi sosial, Jaminan sosial, Pemberdayaan sosial, Perlindungan sosial.
"Karena itu, DNIKS harus menjadi mitra Kemensos yang baik dan strategis," terangnya.
Disisi lain, lanjut Haryono, pihaknya meminta Kemensos juga harus memberikan perhatian yang layak kepada DNIKS sehingga bisa melakukan tugas dan fungsinya dengan maksimal. Serta bisa membangun koordinasi dan kolaborasi dengan berbagai organisasi sosial atau lembaga sosial," pungkasnya.