telusur.co.id - Kakorlantas Polri Irjen Pol Aan Suhanan melakukan pemantauan langsung melalui udara maupun jalur darat, Sabtu (23/12/23). Hal tersebut guna memastikan Libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 berjalan dengan lancar.
Menurut Aan, untuk Pelabuhan Merak saat ini belum mengalami peningkatan yang signifikan.
“Untuk arah Pelabuhan Merak ini masih normal lalu lintas per jamnya masih di bawah 3000 (kendaraan), artinya kita belum melakukan rekayasa lalu lintas, untuk itu juga masuk ke dermaga masih longar masih hijau sehingga kita belum melakukan intervensi melakukan strategi delay system,” kata Aan.
Sedangkan, pada jalur Tol Jakarta – Cikampek (Japek) hingga Cipali (Cikopo-Palimanan) sudah mengalami peningkatan volume kendaraan sejak malam kemarin. Oleh karena itu, pihaknya melakukan rekayasa lalu lintas berupa contraflow.
“Untuk pantauan Jakarta – Cikampek sampai dengan Cipali dari pagi memang sudah ada peningkatan dari semalam sekitar jam 21.00 – 22.00 WIB sudah ada peningkatan ke arah Jawa Timur Selatan – Bandung kemudian tadi pagi puncaknya jam 06.00 WIB, sehingga jam 07.00 WIB kami melakukan contraflow dari Km 47 sampai dengan Km 65,” Jelasnya.
“Kemudian di siang hari ada peningkatan per jamnya sudah mencapai 6000 (kendaraan) itu artinya kita harus menambah dua lajur, kemudian kita tarik ke belakang untuk contraflow ini sampai ke Km 36, jadi mulai dari Km 36 kita rubah contraflow satu lajur, Km 47 kita buka sampai Km 65 ini bisa menguras arus lalu lintas menjadi landai,” tambahnya.
Dari hasil tinjauannya, Aan menyampaikan bahwa masih ada beberapa catatan mulai dari kendaaran mogok, rest area mengalami kepadatan, pertemuan bottleneck dan kendaraan sumbu tiga ke atas yang masih beroperasional.
“Pertama gangguan samping artinya kita sudah melakukan upaya-upaya rekayasa lalu lintas ganguan samping kendaraan yang mogok kemudian angkutan umum yang mogok ini cukup banyak sehingga ini mempengaruhi arus lalu lintas yang ada di belakang,” katanya.
Kemudian yang kedua berada di rest area di Km 57, Km 102 yang saat ini masih ada kepadatan disebabkan karena kapasitas yang terbatas, Namun pihaknya telah melakukan skema kendaraan di rest area.
“Kemudian pertemuan bottleneck di Km 48 pertemuan MBZ dengan di bawah menjadi perlambatan sehingga kita harus intervensi untuk tutup dulu kendaraan yang masuk MBZ,” katanya.
Selain itu, Aan menuturkan, angkutan sumbu tiga ke atas yang masih beroperasi, hal ini membuat hambatan arus lalu lintas dengan kapasitas yang besar sehingga volume yang harusnya bisa digunakan kendaran pribadi ini diambil oleh angkutan sumbu tiga ke atas. (Fhr)