telusur.co.id - Keluhan mengenai tingginya biaya pendidikan di Sekolah Luar Biasa (SLB) swasta menjadi sorotan utama aspirasi warga Jakarta. Hal ini diungkapkan oleh Sekretaris Komisi E DPRD DKI Jakarta, Justin Adrian, pada Minggu (18/5/2025).
Justin menyampaikan bahwa pihaknya menerima banyak masukan dari masyarakat, terutama di wilayah Jakarta Timur, yang mendesak penambahan fasilitas SLB negeri. Data menunjukkan adanya kesenjangan signifikan antara kebutuhan dan ketersediaan tempat di SLB yang ada saat ini.
Justin mengungkapkan, saat ini Tingkat daya tampung siswa hanya tercatat 61 persen untuk jenjang SD, 48 persen untuk SMP, dan bahkan lebih rendah, yakni 38 persen untuk SMA di Jakarta.
"Kondisi ini jelas membutuhkan intervensi dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menghadirkan lebih banyak SLB negeri dengan biaya terjangkau, bahkan idealnya gratis," tegasnya.
Justin menekankan bahwa anak-anak berkebutuhan khusus juga memerlukan berbagai pelatihan dan terapi di luar jam sekolah yang sayangnya tidak ditanggung oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
Lebih lanjut, Justin berpendapat bahwa sekadar memperluas kapasitas SLB yang sudah ada bukanlah solusi yang optimal untuk menampung seluruh anak berkebutuhan khusus yang ingin mengenyam pendidikan.
"SLB yang ada saat ini pun sudah beroperasi dengan kapasitas maksimal. Jika dipaksakan untuk menampung lebih banyak siswa, kami khawatir kualitas penanganan dan pendidikan bagi anak-anak difabel justru akan menurun," jelasnya.
Justin menyampaikan harapan agar Jakarta dapat bertransformasi menjadi kota yang inklusif dan ramah terhadap penyandang disabilitas. Menurutnya, akses pendidikan yang setara merupakan hak fundamental bagi seluruh warga.
"Saya sangat berharap Jakarta dapat menjadi kota yang lebih manusiawi, di mana perlindungan terhadap penyandang disabilitas dan kelompok rentan lainnya menjadi prioritas," pungkasnya.[Nug]
Laporan: Alfarisi