telusur.co.id - Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Jupiter, mengingatkan Bank DKI untuk lebih berhati-hati dalam pengelolaan keuangan perusahaan, khususnya dalam menyalurkan kredit. Hal ini menyusul bangkrutnya PT Sritex Rejeki Isman Tbk (Sritex) yang resmi tutup per 1 Maret 2025 akibat gagal membayar utang.
Pernyataan ini disampaikan Jupiter dalam rapat Komisi B DPRD DKI Jakarta bersama Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dalam pembahasan Pra-RKPD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2026. Dalam kesempatan itu, ia menyoroti dampak kebangkrutan Sritex terhadap industri perbankan, termasuk Bank DKI.
"Kita sama-sama tahu PT Sritex itu sudah tutup permanen pada 1 Maret 2025. Ada 28 bank yang terlibat, termasuk bank-bank besar seperti BCA dan Himbara, serta Bank DKI," ujar Jupiter, Senin (17/03/2025).
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa sebagai mitra pengawasan, DPRD perlu mengetahui progres Bank DKI dalam meningkatkan profitabilitasnya. Apalagi, profit Bank DKI pada 2024 mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
"Saat ini, setelah PT Sritex tutup permanen, ada kurator yang menangani aset-asetnya. Bank DKI harus melakukan monitoring dan pemantauan secara ketat terhadap kredit yang telah diberikan. Jika tidak salah, total kredit yang diberikan sebesar Rp140 miliar, dengan jaminan berupa piutang yang sangat berisiko," jelas Ketua Fraksi NasDem DPRD Jakarta ini.
Menurut Jupiter, jika kredit bermasalah tersebut tidak segera ditangani, maka berpotensi menyebabkan kerugian yang lebih besar bagi Bank DKI.
"Saya juga banyak mendengar bahwa tingkat kredit macet cukup tinggi di Bank DKI. Sampai hari ini, berapa total kredit macet yang ada, termasuk dari Sritex? Jangan sampai di tahun 2025 masalah ini semakin membesar dan menggerus kepercayaan publik terhadap Bank DKI," imbuhnya.
Sebagai penutup, Jupiter meminta Bank DKI untuk menerapkan tata kelola perusahaan yang lebih baik di masa mendatang. Ia menekankan bahwa dana yang dikelola oleh Bank DKI merupakan uang rakyat, sehingga harus dikelola dengan penuh kehati-hatian dan tanggung jawab. [ham]