telusur.co.id - Anggota Panitia Kerja (Panja) Biaya Penyelenggaraan Ibadah haji (BPIH) Komisi VIII DPR RI Saifullah Tamliha, mengatakan bahwa pihak maskapai Garuda Indonesia bersedia menurunkan tarif tiket pesawat untuk jemaah haji  tahun 2023. 

Hal itu berdasarkan rapat yang dilakukan Panja BPIH Komisi VIII DPR dengan pemerintah dan para direksi Garuda Indonesia, di Mekkah, saat kunjungan kerja Panja ke Arab Saudi beberapa waktu lalu. Adapun agenda kunker Panja BPIH ke Saudi ialah inspeksi fasilitas penginapan, dan katering jemaah haji, dan lain sebagainya.

"Pada saat rapat Panja BPIH dengan pemerintah, termasuk dengan direksi Garuda, pihak Garuda sudah bersedia menurunkan tarif," kata Tamliha saat dihubungi telusur.co.id, Selasa (7/2/23). 

Namun, lanjut Saifullah, pihak direksi Garuda Indonesia belum bisa menyampaikan berapa berpesan ongkos haji yang akan diturunkan. 

Untuk itu, besok Rabu 7 Februari, dalam rapat, Panja BPIH Komisi VIII DPR RI akan menanyakan langsung ke pemerintah berapa persen harga tiket pesawat untuk jemaah haji 2023 tersebut akan diturunkan. 

"Karena 50 % pesawat dari Saudi Arabia Airline, maka mereka (Garuda Indonesia) belum bisa menyampaikan angka penurunannya. Besok Panja BPIH akan rapat dengan pihak pemerintah, tentu hal tersebut akan dimintakan progres penurunannya," kata politikus PPP itu. 

Sebelumnya, Ketua Umum Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Ismed Hasan Putro, menilai bahwa biaya haji tahun 2023 yang diusulkan oleh Kementerian Agama (Kemenag) sebesar Rp 69 juta sangat memberatkan calon jamaah. Dalam hitungan dia dengan melakukan beberapa efisiensi ongkos haji bisa ditekan antara Rp 50 juta sampai Rp 55 juta saja.

"Paling mahal Rp 55 juta," kata Ismed beberapa waktu lalu, dikutip dari detik.com. Salah satu yang bisa dilakukan, menurut Ismed, adalah melobi Maskapai Garuda Indonesia agar menghitung ulang biaya penerbangan yang mencapai Rp 33 juta per jamaah.

Angka ini dinilai cukup mahal serta memberatkan jamaah. Karena, setiap jamaah dihitung melakukan empat kali perjalanan pulang pergi Indonesia - Saudi.

Setelah mengantar jamaah ke Saudi, pesawat Garuda kembali ke Indonesia dalam keadaan kosong. Namun oleh Garuda dalam perjalanan kembali ke tanah air tersebut, pesawat diasumsikan berpenumpang penuh dengan biaya dibebankan kepada jemaah dengan banderol harga penuh juga.

"Kita tentu tidak menginginkan Garuda rugi. Tetapi dengan pesawat dalam keadaan kosong namun biaya perjalanan dibebankan penuh kepada jemaah ini saya rasa kurang fair," ujar Ismed.

Ismed menyarankan Kemenag melobi pihak Garuda untuk mengatur supaya biaya penerbangan saat pesawat kosong tidak semuanya dibebankan kepada penumpang.

Jika itu bisa dilakukan dalam hitungan IPHI ongkos penerbangan haji bisa dipangkas hingga Rp 15 juta. IPHI juga mengusulkan agar jamaah usia lanjut atau Lansia bisa diberangkatkan paling belakang, namun dipulangkan duluan.[Fhr