Partai Islam Alternatif ? - Telusur

Partai Islam Alternatif ?


Oleh TB. Massa Djafar, Akademisi dan Aktivis Politik.

Pernyataan Prof.Dr.Din Syamsuddin, minggu lalu di media massa, tentang perlunya umat islam satu partai islam (tunggal), bukanlah tanpa alasan. Realitasnya, parpol islam dianggap belum maksimal menyerap aspirasi dan memperjuangkan kepentingan umat islam. Bahkan, parpol islam mendapat tudingan, hanya sebagai alat kepentingan pragmatis para pimpinan partai.

Pernyataan Prof.Din semakin menarik, ditengah maraknya berita akan berdiri sebuah partai islam baru. Gagasan partai islam baru ini, melekatkan nama "Masyumi". Sebuah partai besar dalam pentas politik nasional tahun 50 an. Jika, Masyumi Reborn memposisikan diri sebagai partai islam alternatif, apa argumen dan gagasan yang ditawarkan. Sehingga kehadirannya memberi prospek, dan harapan baru umat islam dan perubahan iklim kepartaian.

Optimisme vs pesimisme

Penamaan partai Masyumi, atau take line "Masyumi Reborn" mengundang diskusi pro kontra. Pandangan pro atau kubu optimisme, berpendapat Masyumi masih punya magnit. Setidaknya acara silaturahmi anak cucu dan pendukung Masyumi 7 Maret, undangan yang hadir melebih target pantia. Dan hadirnya tokoh-tokoh dan cedekiawan muslim, Bahtiar Chamsyah, mantan Ketua Parmusi dan PPP, Dr. Abdullah Hehamahua, mantan Pimpinan KPK, Dr. MS.Ka'ban mantan Ketua PBB dan Menteri Kehutanan RI, mantan angota DPR PPP Dr. Sri Bintang Pamungkas, Lukman Hakim mantan anggota DPR PPP juga penulis buku M.Nasir, aktivis politik Dr Eggi Sudjana dan Taufik Ismail seniman legendaris. 

Para penggagas semakin optimis, atas dukungan moril para tokoh, ditambah kondisi objektif, keberadaan partai yang semakin merosot.

Sebaliknya, pendapat kritis, cenderung pesimis. Berargumen, Masyumi punya sejarah sendiri sesuai dengan kontek zamannya. Jadi, tak perlu nama Masyumi dicatut untuk kepentingan kelompok, tanpa berkeringat. Bukakah kini banyak orang tak kenal Masyumi, terlebih kalangan milinial. 

Selain itu, Masyumi meninggalkan trauma politik, karena dibubarkan oleh Presiden Sukarno. Dan secara faktual argumen tersebut sudah terbukti, dua partai yang menamakan diri "Partai Masyumi"dan "Masyumi Baru" tak lolos pada Pemilu reformasi 2008. Ditambah kekalahan PBB pada pemilu 2019 dibawah 2 %.

Pro kontra dua pendapat tersebut bukanlah rumus baku dan harga mati. Atau pendapat mana yang palin benar, meskipun didukung data-data faktual. Karena dalam perpolitikan segala kemungkinan bisa terjadi. Berpolitik adalah perjuangan ideologis, ia tak pernah berhenti dan mengenal kalah. Jika politik diartikan, sebagai seni mencapai tujuan dengan memamfaatkan peluang, maka segala mungkin bisa dicapai. Yang terpenting adalah, apa gagasan besarnya, seberapa besar sumber daya yang dimiliki. Dukungan strategi dan managemen partai seperti apa, sehingga bisa melahirkan partai islam alternatif ?

Perspektif kedepan.

Setidaknya ada masalah utama yang harus dijawab oleh partai "Masyumi Reborn", jika ingin jadi partai islam alternatif. Pertama, Masyumi Reborn, dalam jangka pendek mampu mengidentifikasi masalah dan
merumuskannua dalam strategi, yaitu bagaimana menarik kembali basis pemilih islam. Halini perlu dipertimbangkan, agar tidak menimbulkan disharmoni sesama partai islam. Karena berebut konstituen diceruk yang sama. Disamping itu, mampu menarik pemilih milinial 40 %.

Kedua, pertimbangan jangka menegah, apakah partai Masyumi, mampu melakukan konsolidasi dan menyatukan elemen-elemen politik islam yang berserak, melakukan aliansi strategis memperjuangkan agenda politik bersama.

Ketiga. Jangka panjang, komitmen pimpinan partai akan diuji, bagaimana mewujudkan visi Masyumi. Yaitu menjadi wadah tunggal politik umat islam. Gagasan visionir Masyumi akan terwujud jika sejak awal sudah membangun saling pengertian dan membuka ruang menyatunya elemen, potensi sumber daya umat, tanpa terjebak pada fanatisme sempit asal usul kelompok.
Ikatan keumatan pada tujuan dan kepentingan bersama.

Sejalan dengan itu, maka tiga pertimbangan diatas, partai Masyumi sebagai partai ideologis, sekurannya ada 10 poin, sebagai prasyarat dalam upaya memperkuat institusi dan agenda perjuangan partai.

Pertama. Penguatan ideologi partai tidak hanya difokuskan lingkup internal, juga dalam kontek kehidupan berbangsa dan bernegara. Partai islam alternatif harus masuk pada level fungsi negara dan pembinaan karakter bangsa. Bukan terasing dirumahnya sendiri. Bukankah, NKRI digagas dan dipertahankan oleh para ulama, para tokoh islam.

Kedua, secara tdak langsung penguatan ideologi partai, berarti berbanding lurus dengan kemampuan meletakkan relasi islam dan negara, Islam dan Pancasila dalam konstruksi fungsional dan kultural. Sehingga mampu menghindari manipulasi, stigma politik, kontraksi politik, yang selama ini kerap digunakan sebagai alat pemukul atau represi pada kekuatan anti islam politik. Konstelasi dan relasi agama dan negara, bisa diterjemahkan dalam pemikiran yang
inovatif sehingga bisa doakomadasi dalam kebijakan negara maupun kebijakan publik.

Ketiga, Kepemimpinan salam sebuah partai memiliki peran kunci. Yaitu, bagaimana meletakkan istitusi ulama sebagai pemegang otoritas dan kewenangan politik tertinggi dalam partai. Model ini menghindari pembajakan politik atau politik transaksi internal maupun eksternal. Konsep dan spirit ini, sebagai langkah strategis dan mengukuhkan tradisi kepemimpinan ulama sebagai pewaris nabi.

Keempat. Kemampuan membangun modal sosial utama, adalah berbasis pada ormas, jaringan komunitas dan populisme islam. Akar rumput umat islam ini adalah sebagai basis utama representasi politik umat islam. Muhammadyah, NU, Persis, FPI dan kelompok kelompok strategis menjadi kekuatan inti partai.

Kelima. Rekruitmen politik dilakukan secara terbuka siapa saja bagi kelompok umat atau tokoh yang memiliki komitmen atas perjuangan Masyumi. Namun sifat keterbukaan tersebut diimbangi dengan persyaratan ketat. Pola rekrutmen adalah prasyarat untuk menjadikan Masyumi sebagai kombinasi partai massa dan partai kader.

Keenam, Pemamfaatan llmu dan Teknologi sebagai metode dan alat untuk memecahkan masalah. Baik dalam merumuskan agenda, keputusan dan politik. Teknologi (IT) untuk meningkat kinerja pengelolaan partai modern. Pengelolaan partai tidak disita dengan masalah administrasi. Lebih difokuskan pada tata kelola pemamfaat sumber daya untuk meluaskanwilayah pengaruh partai.

Ketujuh. Kemampuan mencari sumber pendanaan secara mandiri dan halal. Sehingga menghindari pengaruh kekuatan modal berujung penghancuran karakter perjuangan partai politik. Selain itu, meletakkan gerakan koperasi bagian dari gerakan politik keumatan untuk
merubah ketimpangan struktur sosial ekonomi bangsa, kepada pemerataan distribusi ekonomi rakyat. Sinerjis dengan mendorong agar umat islam dodorong untuk masuk ke sektor ekonomi, perdagangan dan industri.

Kedelapan, Organisasi kepartaian dibagi dalam 1 elemen pokok dan 3 elemen pendukung. Pertama instasi pengambil keputusan (para ulama) dalam institusi Dewan Syuro. Elemen pendukung : 1. Struktur dan fungsi perkaderan (politisi dan aktivias partai) 2. Struktur dan fungsi
Dewan Pakar. 3. Struktur dan fungsi pengawasan dan peradilan. Struktur dan fungsi manajemen dan administrasi partai.

Kesembilan. Tersedianya dan pemamfaatan media komunikasi. Sehingga dengan demikian, interaksi dalam arena politik tidak berjarak dengan kekuatan sosial. Ini berarti komunikasi, informasi dan publik opini dapat partai dikelola secara mandiri.

Kesepuluh, politik gagasan dan pembentukan agenda kepentingan mampu merangkum aspirasi umat. Partai selalu hadir dalam merumuskan solusi masalah strategis yang dihadapi olen bangsa dan negara. Sehingga elemen elemen umat islam dan masyarakat umum bisa terwakili
aspirasi dan pengaruh partai dalam lingkungan politik.

Beberapa catatan yang dikemukakan diatas sebagai wacana, ikhtiar dalam menggagas partai islam alternatif. Jika Masyumi memiliki gagasan politik yang kuat dan dukungan ormas ormas islam serta kelompok strategis, maka Masyumi Reborn tidak hanya memiliki peluang, tetapi juga menjadi cikal bakal partai islam alternatif. Bahkan, jangka panjang mampu mempersatukan potensi umat yang tercerai berai dalam wadah tunggal partai politik islam. Yaitu, sebagaimana spirit awal ketika Masyumi dilahirkan.


Tinggalkan Komentar