Pengamat intelijen dari Universitas Indonesia (UI) Nuruddin Lazuardi menilai, debat Pilpres ke-4 nanti, yang akan membahas soal pertahanan dan keamanan akan berlangsung menarik.
Menurut Nuruddin, jika membicarakan soal pertahanan Prabowo jelas memiliki pengalaman, beda dengan Jokowi. Namun yang menjadi masala, kalau bicara soal konsep keamanan dan pertahanan, saat dulu berbeda sekali dengan sekarang.
“Kalau melihat apa yang dilakukan pak Jokowi 4,5 tahun terakhir ini, bagaimana membuat konsep pertahanan keamanan di Indonesia dengan membuat barier baru,” kata Nuruddin di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (27/3/19).
Nuruddin mengungkapkan, ancaman keamanan saat ini bukan hanya keamanan secara fisik, namun lebih dari itu, ada ancaman keamanan dan pertahanan dunia cyber. Dan menurut Nuruddin, saat ini ancaman dunia cyber melingkupi semua. Tak hanya internet, tapi juga mulai dari ekonomi, serangan propaganda aplikasi yang ganggu cara berpikir.
“Soal isu ini, lebih dikuasai Jokowi. Ini tentunya harus jadi pintu masuk bagi Jokowi soal perdebatan pertahanan ini, ” terangnya.
Namun, lanjut dia, Prabowo sendiri memiliki konsep soal penguasaan aset negara.
“Ini bisa jadi peluru bagi Prabowo, bahwa negara saat ini belum berdaulat. Opini itu mungkin bisa terbantahkan, apa yang ada saat ini menuju kesana,” jelas Nurudin.
Dia menilai, persoalan keamanan menjadi masalah karena Indonesia termasuk yang lemah dalam soal ink di Asia. Meskipun, Indonesia sudah membentuk Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
“Karena kita tak punya konsep yang jelas, beda dengan Singapura karena pertahanan cyber bagian dari ancaman,” ungkap Nurudin.
Nuruddin juga menilai, Prabowo sendiri belum terlihat memiliki konsep yang jelas terkait pertahanan dan keamanan cyber.
“Sementara, kubu pak Jokowi juga belum membicarakan hal itu, mungkin karena bukan isu yang menarik. Padahal ini isu aktual sekali,” tandas Nuruddin.
Untuk diketahui, debat Capres ke-4 yang akan digelar pada Sabtu (30/3/19) nanti akan membahas tema pemerintahan, pertahanan, keamanan, ideologi dan hubungan internasional.[sbk]