telusur.co.id - Ketua Majelis Pertimbangan Pusat PKS, Mulyanto menilai, sangat sulit untuk tidak mengaitkan polemik 4 pulau, yakni Pulau Mangkir Besar, Mangkir Kecil, Lipan, dan Panjang antara Propinsi Aceh dan Sumatera Utara, dengan dengan motif penguasaan sumber daya migas, selain juga motif politik lokal. Sebab, potensi cadangan migas di area sekitar empat pulau tersebut diketahui tidak terbilang kecil.
"Ini kan bukan hal yang kebetulan. Padahal sebelumnya adem-adem saja," kata Mulyanto kepada wartawan, Selasa (17/6/2025).
Belum lagi, lanjut Mulyanto, jika diamati bahwa munculnya sengketa keempat pulau itu relatif bersamaan dengan meningkatnya aktivitas eksplorasi migas di WK (wilayah kerja) blok OSWA (Offshore West Aceh), yakni sekitar tengah tahun 2022.
Anggota Komisi Energi DPR RI periode 2019-2024 ini menilai, keempat pulau ini diketahui berada tidak jauh dari WK migas OSWA, yang dikelola oleh Conrad Asia Energy dan berada di bawah kewenangan Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA).
Meski keempat pulau itu tidak termasuk dalam cakupan wilayah kerja OSWA, namun potensi cadangan gas besar di sekitar WK OSWA bisa menjadi salah satu pendorong utama mengapa status pulau-pulau ini diperebutkan.
Namun, menurut Mulyanto, sejauh ini memang belum ada data seismik yang memadai untuk dapat mengevaluasi secara komprehensif potensi migas di wilayah tersebut.
Kendati demikian, berdasarkan studi awal geologi dan geofisika, disimpulkan bahwa area sekitar pulau-pulau itu menyimpan prospective resource (sumber daya yang belum terbukti) gas dengan estimasi mencapai 15 TCF (triliun kaki kubik) gas bruto.
"Di samping itu, diperkirakan di area ini mengandung 214 BCF (miliar kaki kubik) gas sebagai cadangan yang terbukti," jelasnya.
Selain aspek besarnya cadangan migas , lanjut Mulyanto, terlihat bahwa munculnya sengketa empat pulau itu relatif bersamaan dengan meningkatnya aktivitas eksplorasi migas di WK blok OSWA.
Pada tanggal 24 Mei 2022, terbit SK Kemendagri terkait dengan pembakuan batas perairan antara Aceh–Sumut, termasuk pulau-pulau ini. Sementara pada tanggal 9 November 2022, BPMA menetapkan Conrad Asia Energy sebagai pemenang tender WK blok migas ONWA & OSWA dengan durasi 30 tahun dan 100 persen pengelolaan oleh Conrad.
"Sejak itu berbagai kegiatan terkait survei seismik dan rencana pengeboran eksplorasi semakin massif dirancang di wilayah ini untuk membuktikan cadangan migas prospektif yang ditemukan. Di sisi lain intensitas sengketa keempat pulau tersebut semakin tinggi. Puncaknya minggu-minggu ini," tegasnya.[Nug]