telusur.co.id - Tanpa ada gejala demam, Twindy Rarasati langsung mengalami gejala sesak nafas. Setelah melakukan serangkaian pemeriksaan, dinyatakan positif COVID-19.
"Awalnya, saya langsung sesak nafas. Sakit kepala, kelelahan, hilangnya indera penciuman dan pengecapan. Tapi saya tidak mengalami demam atau batuk,” kata Twindy, yang berprofesi sebagai dokter dalam dialog bertema "Vaksin Sebagai Perencanaan Preventif Kesehatan", diselenggarakan di Media Center Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), beberapa waktu lalu.
Menurutnya, ada banyak sekali gejala yang dapat timbul ketika terinfeksi virus Corona. Karena itu penting untuk selalu memperhatikan perubahan yang terjadi pada tubuh.
"Saya sempat dirawat di rumah sakit selama dua minggu dan lanjut isolasi mandiri dua minggu lagi. Baru kemudian dinyatakan sembuh dan bisa kembali bekerja,” jelasnya.
Diceritakan Twindy, selama proses recovery, indera perasa dan penciuman pelan-pelan berangsur pulih setelah empat atau lima hari kehilangan dua kemampuan indra tersebut.
“Mengatur pola makan dengan asupan makanan tinggi kalori, tinggi protein sebagai usaha meningkatkan imunitas,” ujarnya menjelaskan treatment yang dilakukan sepanjang proses pemulihan.
Karena berprofesi sebagai dokter dan berada di garda terdepan, Twindy sadar bahwa risiko tertular lebih besar. Untuk mencegah risiko penularan, Twindy melakukan mitigasi terlebih dahulu.
"Saya sudah menerapkan protokol kesehatan di rumah. Ada ruangan terpisah dan sudah ada alurnya. Aktivitas makan juga tidak dapat dilakukan bersama untuk mengurangi risiko tertularnya anggota keluarga lainnya,” tuturnya.
Berdasarkan pengalamannya sebagai penyintas, Twindy mengungkapkan bahwa protokol kesehatan harus sebaik-baiknya dilakukan.
“Tanggung jawab menjalankan protokol kesehatan ada di diri kita sendiri dan jangan lupa untuk terus update ilmu agar bisa tahu apa yang harus dilakukan. Bagi yang sekarang, terus berjuang melawan COVID-19 dan tetap semangat. Kita bisa bangkit dan overcome,” tutupnya.[Fhr]