telusur.co.id - Upaya memperluas akses layanan kesehatan terus diperkuat RSUP Kemenkes Surabaya. Rumah sakit rujukan nasional milik Kementerian Kesehatan RI ini, resmi menjalin kerja sama strategis dengan PT Nayaka Era Husada, guna memperluas layanan rujukan bagi peserta BPJS Ketenagakerjaan di Jawa Timur.
Melalui kemitraan tersebut, seluruh klinik di bawah pengelolaan Nayaka Era Husada kini memiliki akses rujukan langsung ke RSUP Kemenkes Surabaya. Skema ini membuka peluang layanan rumah sakit rujukan bagi sekitar 6.000 peserta BPJS Ketenagakerjaan, dengan jaminan pelayanan komprehensif berstandar internasional namun tetap mengacu pada ketentuan tarif pemerintah.
Plh. Direktur Utama RSUP Kemenkes Surabaya, dr. Martha Muliana Lumogom Siahaan, S.H., MARS., M.H.Kes. menjelaskan bahwa, kerja sama ini merupakan penguatan sinergi yang sebelumnya telah terbangun, khususnya melalui kanal layanan BPJS Ketenagakerjaan.
RS UPT Vertikal Kemenkes Surabaya, kata Martha, menjadi rumah sakit pemerintah pertama yang menjalin kerja sama langsung dengan BPJS Ketenagakerjaan. Dari kerja sama tersebut, kolaborasi kemudian berkembang dengan berbagai mitra penyedia layanan kesehatan, termasuk Nayaka Era Husada.
“Nayaka Era Husada bukan perusahaan asuransi murni, melainkan pengelola layanan kesehatan bagi peserta BPJS Ketenagakerjaan. Dengan basis peserta yang besar di Jawa Timur, kami siap memberikan layanan medis secara menyeluruh,” sebut CEO Premier Bintaro Hospitality (2020-2024) ini pada Media Gathering Healthtalk Update Management Spine di RSUP Kemenkes Surabaya. Senin, (22/12/2025) siang.
Ia menambahkan, RSUP Kemenkes Surabaya memiliki kapabilitas layanan dari tingkat dasar hingga layanan unggulan berteknologi tinggi. Beberapa di antaranya adalah PET Scan dan radioterapi, yang menjadi penopang utama layanan kasus-kasus kompleks.
“Saat ini, RSUP Kemenkes Surabaya juga telah bermitra dengan berbagai institusi dan penyedia asuransi lainnya, seperti BPJS Kesehatan, PLN, Admedika, Mandiri InHealth, Telkom, Prudential, Axa, Allianz, hingga CAR,” ungkapnya.
Dari sisi layanan medis, kasus yang paling banyak ditangani meliputi kanker, jantung, stroke, gangguan saraf, hipertensi, serta kelainan tulang belakang dan urologi-nefrologi. Untuk kasus tulang belakang, rumah sakit ini mengedepankan pendekatan non-operatif seperti fisioterapi, kecuali pada kondisi tertentu yang memerlukan tindakan bedah.
Menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), manajemen memastikan seluruh layanan tetap beroperasi optimal. RSUP Kemenkes Surabaya menyediakan Saturday Clinic, Sunday Clinic, hingga Holiday Clinic, termasuk layanan hemodialisa yang berjalan tanpa henti.
“Rumah sakit tidak mengenal hari libur. Pelayanan harus tetap berjalan,” lugas mantan Direktur RS Premier Bintaro, Tangerang Selatan ini.
Hingga akhir tahun, tingkat kunjungan pasien tercatat meningkat signifikan dengan tingkat keterisian tempat tidur mendekati 100 persen. Meski demikian, tantangan keterbatasan sumber daya manusia masih dihadapi.
“Saat ini kami masih kekurangan sekitar 300 tenaga kesehatan dari kebutuhan ideal sekitar 1.000 orang. Namun kondisi ini tidak menjadi alasan untuk menurunkan mutu pelayanan,” tambahnya.
Menariknya, tren lonjakan pasien di akhir tahun ini justru berbanding terbalik dengan pengalamannya selama puluhan tahun berkarier di rumah sakit swasta.
“Biasanya akhir tahun sepi. Namun di sini justru kunjungan meningkat. Ini menjadi tantangan sekaligus tanggung jawab bagi kami,” tutup Direktur Medis RS Premier Jatinegara, Jakarta Timur (2012-2020) ini.
Perlu diketahui, pada Media Gathering Healthtalk Update Management Spine ini, juga dibekali pemaparan materi Radiologi oleh dr. Alan Anderson Bangun, M.Sc., Sp.Rad dan materi Bedah Saraf oleh dr. Asadullah, Sp.BS. (ari)



