telusur.co.id - Ketua Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Pemilu Presiden 2024 yang juga Wakil Ketua MPR RI, Ahmad Basarah meyakini, Presiden Joko Widodo akan mengedepankan politik persatuan nasional seperti yang selama ini diterapkan oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Hal itu sejalan dengan yang diajarkan dan dipraktikan Bung Karno ketika awal mendirikan negara ini bersama pendiri bangsa lainnya.
Basarah menjelaskan, semangat persatuan yang dipraktikkan oleh para pendiri bangsa itu salah satunya terinspirasi dari ajaran Nabi Muhammad SAW ketika merumuskan dan membentuk Piagam Madinah yang berhasil menyatukan suku-suku bangsa dan berbagai agama yang hidup di kota Madinah pada waktu itu.
“Ajaran persatuan dalam Piagam Madinah itulah yang kemudian dipraktikan untuk bangsa Indonesia yang majemuk ini oleh Bung Karno, Ibu Megawati dan Pak Jokowi. Spirit persatuan nasional itulah yang juga menjadi spirit utama Calon Presiden RI ke-8 Haji Ganjar Pranowo di masa mendatang,” kata Basarah dalam acara Maulid Nabi SAW yang digelar di Rumah Aspirasi Relawan Ganjar Pranowo, Jakarta, Kamis (28/9).
Dalam perjalanan hidupnya, Basarah menambahkan, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri juga memberikan pelajaran berharga ke rakyat Indonesia tentang pentingnya membangun persatuan nasional. Megawati tidak pernah sakit hati dan dendam atas perlakuan rezim Orde Baru ke Bung Karno dan keluarganya.
Basarah mencontohkan, saat Presiden Soeharto lengser pada tahun 1998, Megawati yang justru meminta ke rakyat Indonesia agar tidak lagi menghujat mantan Presiden ke-2 itu. Megawati bahkan merangkul belasan purnawirawan jenderal yang merupakan tokoh Orde Baru untuk ditempatkan sebagai menteri kabinetnya dan menjadi gubernur kepala daerah di pelbagai wilayah di Indonesia.
“Ibu Megawati selalu berusaha merangkul elite-elite dan partai-partai yang dulu bahkan memusuhi dan mencaci-makinya demi persatuan nasional. Saat beliau menjadi Presiden, kekuasaan yang dimiliki digunakan untuk merangkul bukan untuk memukul,” ungkap Basarah.
Spirit Megawati menjaga persatuan, ditambahkan Basarah, kini juga dilanjutkan oleh Presiden Jokowi. “Dengan merangkul partai-partai politik yang dalam dua kali Pilpres memusuhi, mencaci maki bahkan menghinanya, Presiden Jokowi telah mengajarkan kita untuk memilih jalan untuk merangkul mereka untuk masa depan Indonesia yang lebih baik lagi sebagai pilihan terbaiknya,” tutur Basarah yang bergelar doktor Pancasila itu.
Terkait dinamika politik di Tanah Air, Basarah justru tidak sependapat dengan sejumlah pihak yang mengatakan bahwa Presiden Jokowi sedang bermanuver untuk berpaling dari PDI Perjuangan. Menurutnya, Presiden Jokowi selalu mengedepankan politik persatuan nasional.
“Jika terhadap partai politik yang telah mencaci maki, memfitnah dan menyakiti dirinya pada pilpres 2014 dan 2019 lalu beliau rangkul, maka bagi saya sangat mustahil Pak Jokowi akan meninggalkan apalagi menyakiti partai politik yang telah melahirkan, membesarkan dan menjaga pemerintahannya selama lebih dari 20 tahun sejak menjadi Walikota Solo, Gubernur DKI dan Presiden RI,” ujar Ahmad Basarah
Dalam sambutannya di hadapan ratusan jamaah dan sejumlah tokoh Islam, Basarah mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk menjaga persatuan nasional berdasarkan Pancasila yang telah mengajarkan untuk saling menghormati perbedaan agama, suku, ras dan antar-golongan.
“Melalui peringatan Maulid Nabi di Rumah Aspirasi Relawan, marilah kita gelorakan semangat kita untuk terus menjaga persatuan nasional agar Indonesia maju dengan menjadikan Haji Ganjar Pranowo sebagai Presiden RI ke-8 yang akan membawa spirit ajaran persatuan nasional yang diajarkan Nabi Muhammad SAW, Bung Karno, Ibu Megawati dan Presiden Jokowi,” ujar Basarah yang juga Wakil Ketua MPR itu.[iis]