telusur.co.id - Presiden Iran Masoud Pezeshkian menegaskan bahwa satu-satunya jalan menuju perdamaian dalam konflik yang sedang berlangsung antara Iran dan Israel adalah penghentian total dan tanpa syarat atas agresi militer yang dilakukan oleh Tel Aviv.

Dalam pernyataan resmi melalui akun X miliknya pada Jumat (20/6), Pezeshkian menekankan bahwa meskipun Iran menginginkan ketenangan dan stabilitas, perdamaian tidak dapat tercapai selama agresi terhadap Iran terus berlangsung.

“Kami selalu mencari kedamaian dan ketenangan, tetapi satu-satunya cara untuk mengakhiri perang yang dipaksakan adalah penghentian tanpa syarat agresi musuh dan jaminan pasti akan berakhirnya petualangan teroris Zionis selamanya,” tulis Presiden Pezeshkian.

Ia juga memberikan peringatan keras kepada Israel, bahwa kelanjutan serangan akan dibalas dengan tindakan lebih tegas dari pihak Iran.

Pernyataan ini datang di tengah meningkatnya eskalasi militer, menyusul serangan Israel pada 13 Juni yang menargetkan fasilitas nuklir, militer, dan pemukiman sipil di Iran. Serangan tersebut mengakibatkan tewasnya sejumlah komandan militer, ilmuwan nuklir, dan warga sipil, dan memicu respons keras dari Teheran.

Sebagai bagian dari Operasi True Promise III, Pasukan Dirgantara IRGC (Korps Garda Revolusi Islam) telah meluncurkan 16 gelombang serangan rudal balasan terhadap target strategis di wilayah pendudukan hingga 20 Juni.

Pezeshkian menegaskan bahwa Iran tidak mencari perang, namun tidak akan tinggal diam dalam menghadapi agresi. Ia menuntut jaminan internasional untuk mengakhiri tindakan-tindakan militer Israel secara permanen, menyebutnya sebagai prasyarat mutlak untuk menghindari eskalasi lebih lanjut.[]

Sumber: TNA