telusur.co.id - Presiden Iran Masoud Pezeshkian menyatakan bahwa semua upaya untuk memaksa Iran tunduk melalui tekanan dan sanksi ekonomi tidak akan pernah berhasil. Ia menegaskan bahwa bangsa Iran tidak akan pernah menyerah pada penghinaan, dan menggambarkan skenario menyerah sebagai "mimpi dan khayalan."

Pernyataan tersebut disampaikan pada upacara peringatan Hari Pemadam Kebakaran di Iran pada Senin (30/9/2025), di tengah meningkatnya tekanan internasional terhadap Teheran, termasuk sanksi yang terus diberlakukan oleh negara-negara Barat.

"Mereka ingin memberi sanksi kepada kami karena kami tidak akan tunduk kepada mereka, karena kami tidak akan dipermalukan," ujar Pezeshkian dalam pidatonya. "Membuat Iran bertekuk lutut hanyalah mimpi."

Presiden Iran juga melontarkan kritik tajam terhadap negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat, karena dianggap menerapkan standar ganda dalam isu hak asasi manusia dan demokrasi. Ia menyoroti situasi di Gaza, di mana Israel terus melancarkan serangan tanpa mendapat sanksi atau kecaman serius dari Dewan Keamanan PBB, berkat penggunaan hak veto oleh AS.

“(Klaim) hak asasi manusia, Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan UNESCO ini — semuanya tidak lebih dari sekadar kebohongan, karena orang-orang tak bersalah terbunuh di depan mata mereka,” tegasnya.

Pezeshkian menuduh komunitas internasional melakukan pembiaran terhadap agresi Israel yang telah “mengganggu stabilitas kawasan selama puluhan tahun.”

Presiden juga mengecam sejumlah kekuatan internasional yang disebut terus berupaya memaksa Iran agar tunduk secara politik dan ekonomi. Ia menekankan bahwa kemerdekaan, martabat nasional, dan kedaulatan adalah prinsip yang tidak dapat ditawar.

"Kami tidak akan menyerah. Tekanan dan intimidasi tidak akan mengubah jalan yang kami pilih," tegasnya.

Sumber: TNA