Seminar ‘Menuju Pemilu Adil dan Berintegritas’ : Bongkar carut marut Daftar Pemilih Tetap (DPT), di Gedung DPR, berjalan dengan panas.
Seminar yang dihadiri oleh Mantan Ketua MPR Amien Rais, Pengamat Ekonom Marwan Batu Bara, Adhiyaksa Dauld, Rocky Gerung, dan Chusnul Mariyah, secara rinci permasalahan DPT yang dinilai, masih banyak yang bermasalah. Padahal, waktu pemilihan tinggal beberapa hari lagi.
Komisioner KPU Viryan Aziz yang datang memberikan penjelasan mengenai kesemerawutan DPT, di ‘serang’ oleh peserta seminar.
Pasalnya, KPU dinilai, hanya melakukan penjelasan saja. Tanpa bekerja dengan cepat. Terlebih, dalam seminar tersebut menunjukan fakta-fakta bahwa masih ada DPT yang telah di verivikasi KPU bayak yang bermasalah atau invalid.
Viryan pun memastikan, bahwa data-data yang dikeluarkan KPU merupakan data yang valid karena, KPU sudah melakukan coklit by name by adres.
“Terkait dengan daftar pemilih, secara lengkap diberikan tanggal 1 maret. Maka dari data tersebut, kita tindak lanjuti. Sebagian besar sudah selesai, namun datanya banyak. Bukan 100, 200 tapi belasan juta. Tidak mungkin kami selesaikan dalam waktu singkat. Data bagi kita semua valid,” ungkap Viryan di gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/3/19).
Karena Viryan mengungkapkan, baru mendapatkan laporan pada 1 Maret. Viryan kembali mendapatkan sorakan ‘pembohong’. Karena menurut surat tanda terima laporan, pihak BPN memberikan data DPT bermasalah sebelum tanggal 1 Maret.
Suasana semakin memanas, ketika salah seorang menggebrak meja. Karena tidak terima penjelasan Viryan. Hingga Pamdal turun mengamankan.
Melihat hal itu, Mantan Komisioner KPU Chusnul Mariyah menengahi.
Chusnul yang juga merupakan Dosen UI ini, minta KPU untuk tetap hadir dalam permasalahan-permasalahn pemilu, terutama soal DPT.
“Coba tadi KPU datang. mendengarkan. Dan mencatat apa sebetulnya keluhan rakyat. Bukan hanya sosialisasi. Faktanya, 17 ribu orang di lembaga pemasyarakatan (lapas) tidak bisa memilih karena de jure pakai e-kTp,” ungkap chusnul yang menyindir Viryan yang datang terlambat.
Chusnul pun mengusulkan agar KPU segera mengumpulkan peserta pemilu (kubu 01-02, dan partai politik), khusunya tim IT guna mencari solusi.
“Undanglah stake holder. khususnya ahli IT supaya ada solusinya. Dan juga ada tagelinenya. Kapan. Yang pasti banyak yang pulang kampung karena harus memilih disana,” ucapnya lebih lanjut. [asp]