telusur.co.id - Pengamat politik Citra Institute Efriza, menyoroti soal permintaan Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai yang meminta anggaran di kementeriannya agar dinaikkan menjadi di atas Rp20 triliun. Menurutnya permintaan Pigai sebagai menteri yang baru saja dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto sangatlah tak rasional.
Efriza menilai, dari sudut pandang mana pun semestinya para menteri yang dilantik di Kabinet Merah Putih itu harus mempelajari situasinya terlebih dahulu.
"Permintaan Pigai amat tidak rasional. Sebab pemerintahan saja masih dalam proses pelantikan. Kerja kementerian HAM saja masih perlu dipelajari dan diadaptasi dahulu," kata Efriza kepada telusur.co.id, Selasa (22/10/2024).
"Bahkan, Menko HAM saja baru. Diyakini aspek HAM yang jadi prioritas bagi Prabowo sebagai Presiden Terpilih juga masih perlu ditelaah," tambahnya.
Sebab itu, Efriza memandang sikap Pigai sangatlah keliru bahwa dengan anggaran Rp64 miliar tidak cukup untuk mewujudkan visi Presiden Prabowo di bidang HAM.
"Ketika menteri sudah bicara anggaran sebelum bekerja, adalah sikap keliru. Rencana bombastis 80 ribu desa untuk diedukasi HAM, rasanya juga bukan prioritas saat ini, dan pemerintahan Prabowo," ujarnya.
Untuk itu, ia menilai sikap Pigai yang berteriak soal anggaran sebelum bekerja merupakan sikap apatis terhadap intruksi dari Presiden Prabowo.
"Sikap kerja belakangan, anggaran diteriak duluan, malah dapat menunjukkan sikap tak peduli arahan Prabowo yang menyatakan para menteri jangan berpikir menguras anggaran APBN," pungkasnya. [Fhr]