telusur.co.id - Nama pengusaha, Heru Dewanto kini begitu melekat dengan berbagai upaya pemenangan pasangan capres-cawapres nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Di Tim Pemenangan Nasioal (TPN), Heru menjabat Sekretaris Eksekutif. Heru adalah pengusaha kondang di bidang jasa konstruksi.
Lebih dari 25 tahun Heru memimpin korporasi multinasional dan perusahaan nasional di bidang investasi dan pengembang usaha, mulai dari pembangkit listrik, jalan tol, kereta api, terminal, LRT, hingga perumahan.
Heru pernah menjabat Ketua Umum (Chairman) Federasi Organisasi Insinyur se-Asia Tenggara tahun 2018-2019. Ia juga pernah menduduki posisi Wakil Presiden (Vice President) Akademi Keinsinyuran dan Teknologi se-ASEAN.
Selain itu Heru juga jadi anggota Dewan Direksi Kamar Dagang Inggris (British Chamber of Commerce-Britcham). Di dalam negeri, Heru terlibat kasus dugaan suap perizinan proyek PLTU Cirebon 2 eks Bupati Cirebon Sunjaya Purwadisastra.
Sementara, Heru adalah Dirut PT CEPR, kontraktor utama pembangunan proyek tersebut. Pada 2020, KPK juga mencekal Heru atas kasus dugaan suap perizinan ini.
Materi pendalaman KPK, salah satunya terkait sumber uang Rp6,04 miliar yang diberikan GM Hyundai Engineering & Construction (HDEC) Herry Jung kepada Sunjaya.
Awal keterlibatan Heru dalam dugaan suap ini adalah ketika terjadi penolakan besar dari warga sekitar proyek PLTU. Saat itu, tahun 2016, Heru menemui Sunjaya di Pendopo Bupati Cirebon.
Heru terang-terangan meminta Sunjaya memuluskan proyek PLTU 2 Cirebon. Di situ ia juga menyerahkan uang Rp1 miliar kepada Sunjaya untuk menangani demonstrasi warga.
Di akhir 2016, Heru mengajak Herry Jung dan sejumlah petinggi Hyundai untuk kembali menemui Sunjaya. Permintaan mereka masih sama: pemulusan proyek. Pertemuan itu menyepakati jumlah setoran untuk Sunjaya, yang kemudian disebut sebagai dana operasional.[iis]
Sosok Heru Dewanto, Petinggi TPN Ganjar-Mahfud yang Terseret Kasus Suap PLTU Cirebon 2
