telusur.co.id - Menyusul serangan sengit Hizbullah Lebanon ke utara wilayah Palestina pendudukan (Israel), Perdana Menteri Zionis Israel Benjamin Netanyahu telah melarikan diri dari wilayah tersebut karena takut akan rudal Hizbullah.

Dilansir dari IRNA, Kamis (6/6/24), setelah kunjungan singkat dan rahasia Netanyahu ke wilayah utara Palestina pendudukan dan menyusul serangan sengit Hizbullah Lebanon, wali kota Kiryat Shmona, Avichai Stern mengatakan, Netanyahu tergesa-gesa lari dari wilayah ini karena takut rudal Hizbullah.

"Wilayan utara bergolak, dan sementara itu perdana menteri Israel tengah menerapkan kebijakan kecil dan sia-sia," kata Stern.

Dalam hal ini, Yair Golan, pemimpin Partai Buruh dan mantan wakil staf militer Zionis Israel, juga mengatakan tentang pelarian Netanyahu dari pertemuan dengan Walikota Kiryat Shmone selama kunjungan keamanannya ke perbatasan pendudukan Palestina dan Lebanon: Netanyahu telah kehilangan hati nuraninya, dan menjadi ancaman nyata bagi Israel.

Menyusul kelanjutan operasi perlawanan terhadap agresi Zionis Israel di Jalur Gaza, Hizbullah Lebanon hari Rabu (5/6/24) mengumumkan bahwa mereka menargetkan platform sistem Iron Dome Zionis Israel di pangkalan Ramot Naftali dengan peluru kendali, yang langsung mengenai sasaran dan menyebabkan kehancuran platform tersebut.

Dalam operasi lain, pejuang perlawanan Islam Lebanon itu menargetkan pangkalan militer penjajah yang dikenal sebagai al-Samaqa, di dataran tinggi Kafr Shuba yang diduduki, dengan serangan roket dan sasaran tersebut langsung terkena senjata Hizbullah.

Dalam beberapa bulan terakhir, menyusul kejahatan mengerikan yang dilakukan oleh Zionis Israel di Jalur Gaza dan genosida warga Palestina di wilayah ini, Hizbullah Lebanon telah menargetkan posisi militer Zionisi di bagian utara wilayah pendudukan; Hal ini telah menimbulkan ketakutan bagi kaum Zionis yang tinggal di wilayah tersebut.

Sejauh ini, puluhan ribu Zionis Israel telah meninggalkan permukiman di dekat perbatasan Lebanon karena takut akan serangan pejuang perlawanan.

Di front Gaza, batalion Syahid Izuddin al-Qassam dari sayap militer gerakan Hamas menembakkan roket anti-lapis baja Yassin 105 dan menargetkan buldoser militer D9 penjajah di timur Deir al-Balah di Jalur Gaza tengah yang menyebabkan kehancurannya.

Bersaman dengan itu, Saraya al-Quds, sayap militer Gerakan Jihad Islam Palestina juga mengumumkan telah menyerang tempat persembunyian tentara pendudukan Israel di garis bantuan di poros Netzarim di selatan Kota Gaza dengan menembakkan mortir berat.

Dengan berlalunya delapan bulan sejak dimulainya agresi Zionis Israel ke Jalur Gaza tanpa hasil dan prestasi apa pun, rezim ini semakin tenggelam dalam krisis internal dan eksternal. [Tp]