telusur.co.id - Tiga oknum TNI yang terlibat penculikan dan pemerasan terhadap pemuda asal Aceh, Imam Masykur merupakan rekan satu angkatan atau leting. Namun, penempatan kesatuannya berbeda.

Menurut Komandan Pomdam Jaya, Kolonel Cpm Irsyad Hamdie Bey Anwar, mereka bahkan berasal dari satu daerah yang sama. Sementara tugasnya ditempatkan di Jakarta.

"(Tiga oknum TNI) ini satu angkatan, yang mereka juga latar belakangnya juga adalah orang-orang dari Aceh. Yang sama-sama berdinas dan berada di Jakarta," kata Kolonel CPM Irsyad di Jakarta, ditulis Rabu (30/8/23).

Mereka melakukan aksi kekerasan terhadap korbannya telah dirancang dengan matang. Meski para pelaku tak mengenal dengan korbannya.

"Sehingga mereka melakukan itu secara bersamaan, terencana untuk penculikan dan pemerasannya itu memang dari kelompok orang yang sama," ujar Irsyad.

Kendati demikian, mereka mengetahui aktivitas korban sebagai penjual kosmetik. "Tidak saling kenal, tapi kenal bahwa korban ini berasal dari aceh komunitas orang-orang Aceh di tempat itu, apa kegiatannya," imbuhnya.

Proses penyelidikan kasus tersebut berawal dari laporan masyarakat ke Polda Metro Jaya pada 14 Agustus 2023. Ternyata ditemukan dugaan keterlibatan prajurit TNI, setelah pengembangan penyidik kepolisian.

Sehingga kasus penganiayaan berat tersebut dilimpahkan kepada Pomdam Jaya untuk ditindak lanjuti karena terduga pelaku tindak pidana merupakan oknum prajurit TNI.

Tiga oknum TNI ditetapkan tersangka dalam kasua tersebut. Mereka berinisial Praka RM, dari Paspampres dibantu dua rekannya Praka HS dari Direktorat Topografi Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD), dan Praka J dari Kodam Iskandar Muda.[Fhr]