telusur.co.id - Komandan TKN Fanta Prabowo-Gibran, M. Arief Rosyid Hasan, mengkritik pernyataan Sekjen PDI Perjuangan yang mengibaratkan Gibran Rakabuming Raka seperti sopir truk yang belum cukup umur sehingga mengakibatkan kecelakaan di Gerbang Tol Halim Perdanakusumah pada Rabu (27/3/24) lalu.

"Dalam kondisi seperti ini, kita seharusnya menunjukkan empati kepada keluarga yang terdampak kecelakaan di jalan tol Halim kemarin, terutama di bulan Ramadan. Kurang elok menghubungkan musibah orang untuk mencari-cari kaitan yang kurang nyambung dengan konteks politik," kata Arief di Jakarta, Senin (1/4/24).

Lebih lanjut, Arief menyatakan bahwa fakta menunjukkan Gibran lebih banyak dipilih oleh pemilih berusia muda.

"Anak muda kini 52-54% dari pemilih ternyata paham, masalah zaman now hanya bisa diatasi dengan solusi zaman now," ujarnya.

Dia menambahkan bahwa sikap seperti yang dilakukan Hasto yang menyesal memilih Gibran sebagai calon PDIP di Pilwalkot Solo pada 2020 lalu, adalah sikap yang tidak dewasa dalam politik.

"Sikap seperti ini sangat tidak dewasa dalam politik. Sikap aepeerti ini yang membuat anak-anak muda apolitis," tegasnya.

Dia juga menekankan bahwa kemenangan Gibran dan pasangannya dengan selisih suara yang besar di Pilwalkot Solo menunjukkan bahwa tanpa kehadiran Gibran, PDIP mungkin tidak akan mendominasi di Kota Solo.

"Kita tahu bersama, saat itu Mas Gibran dan pasangannya menang 225 ribu suara dibanding lawannya hanya 35 ribu suara. Bagaimanapun kalau bukan karena sosok Mas Gibran, belum tentu PDIP juga mendominasi di kota Solo," pungkasnya. [Prt]