telusur.co.id - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, menuding Presiden Rusia Vladimir Putin telah melancarkan serangan terhadap wilayah sipil Ukraina tanpa alasan dan menuduh Rusia menolak untuk menghentikan perang.
Melansir dari laman Rusiatoday, pada Minggu (27/4/2025), Trump mengancam bahwa Moskow akan mendapatkan sanksi baru dari gedung putih.
Pernyataan itu muncul tepat saat Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan kembali kesiapan Moskow untuk melakukan pembicaraan tanpa syarat dengan Kiev selama pertemuan baru-baru ini dengan utusan khusus Trump, Steve Witkoff.
Trump mengeluarkan ancaman tersebut dalam sebuah postingan di Truth Social pada Sabtu, 26 April, tak lama setelah pertemuan singkat dengan Presiden Ukrainia Vladimir Zelensky di Vatikan.
Trump juga mengkritik tajam serangan jarak jauh Rusia yang terus berlanjut terhadap Ukraina, menuduh Moskow ingin memperpanjang permusuhan.
"Tidak ada alasan bagi Putin untuk menembakkan rudal ke wilayah sipil, kota-kota, dan desa-desa selama beberapa hari terakhir. Itu membuat saya berpikir bahwa mungkin dia tidak ingin menghentikan perang, dia hanya memanfaatkan saya, dan harus ditangani dengan cara yang berbeda, melalui 'Perbankan' atau 'Sanksi Sekunder?' Terlalu banyak orang yang meninggal," kata Trump mengklaim.
Selain mengancam Rusia dengan sanksi, Trump juga menegaskan kembali klaimnya yang sudah lama bahwa konflik Ukraina tidak akan pernah terjadi jika ia masih menjabat, dan menyalahkan para pendahulunya atas krisis tersebut.
Ia juga mengecam New York Times khususnya reporternya Peter Baker, atas tulisan terbarunya tentang negosiasi untuk mengakhiri konflik Ukraina.
"Apa pun kesepakatan yang saya buat terkait Rusia/Ukraina, tidak peduli seberapa bagusnya, bahkan jika itu adalah kesepakatan terbesar yang pernah dibuat, The Failing New York Times akan berbicara BURUK tentangnya," kata Trump.
"Peter Baker, penulis The Times yang sangat bias dan tidak berbakat, mengikuti tuntutan Editornya dan menulis bahwa Ukraina harus mendapatkan kembali wilayahnya, termasuk, saya kira, Krimea, dan permintaan konyol lainnya," tulis Trump.
Menyusul jeda singkat dalam pertempuran selama gencatan senjata Paskah yang diumumkan oleh Moskow akhir pekan lalu, militer Rusia melancarkan sejumlah serangan jarak jauh terhadap fasilitas militer dan industri Ukraina selama seminggu.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov kepada CBS News, menegaskan bahwa mereka hanya menyerang target yang digunakan oleh militer Ukraina.
"Kami hanya menyerang target militer atau lokasi sipil yang digunakan oleh militer," kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov.[Nug]
Laporan: Dhanis Iswara