UEA Borong 80 Jet Temput Buatan Prancis, Mau Perang? - Telusur

UEA Borong 80 Jet Temput Buatan Prancis, Mau Perang?

Ilustrasi jet tempur. Foto: Dassault

telusur.co.id - Uni Emirat Arab (UEA) menandatangani kontrak rekor pembelian 80 jet tempur Prancis senilai Rp202 triliun dan kesepakatan lain saat Presiden Emmanuel Macron memulai tur ke negara teluk. 

UEA juga menandatangani permintaan untuk pembelian 12 helikopter militer Caracal dengan total pembayaran lebih dari 17 miliar euro atau Rp277 triliun.

"Ini adalah hasil kerja sama strategi antara dua negara, mengkonsolidasikan kapasitas mereka untuk bertindak bersama demi otonomi dan keamanan mereka," ujar Macron dalam pernyataan resmi seperti dikutip AFP, Sabtu (4/12/21).

Permintaan Rafale ditandatangani pada Jumat. Namun, pesawat model Rafale, F4, masih dalam pengembangan. Pesawat ini baru akan dikirim pada 2027.

Menteri Pertahanan Prancis, Florence Parrly menjelaskan, ini sebagai kontrak bersejarah yang nantinya akan berkontribusi langsung pada stabilitas kawasan.

Kesepakatan itu bernilai 14 miliar euro (Rp 228 triliun) untuk 80 pesawat tempur Rafale buatan Dassault Aviation, 2 miliar euro (Rp 32,6 triliun) untuk rudal udara-ke-udara dan jelajah yang dipasok oleh konsorsium Eropa MBDA, dan 1 miliar euro (Rp 16,3 triliun) untuk 12 helikopter Airbus H225 M Caracal

Penjualan itu melibatkan F-4 standar mutakhir Rafale yang sedang dikembangkan angkatan udara Prancis. Tujuannya untuk meningkatkan koneksivitas dan identifikasi target bersama antara jet-jet, mengikuti contoh F-35 buatan Lookheed Martin AS.

Pesanan itu akan akan menggantikan 60 jet Mirage 2000-9 UEA yang dibeli pada tahun 1998. Pesawat itu baru tiba 10 tahun usai negosiasi gagal oleh mantan presiden Prancis Nicolas Sarkozy. Rafale sejak itu membuat terobosan di pasar internasional meskipun ada persaingan dari pabrikan Amerika dan Eropa lainnya.

"Ini adalah hasil dari kemitraan strategis antara kedua negara, mengonsolidasikan kapasitas mereka untuk bertindak bersama demi otonomi dan keamanan mereka," kata kepresidenan Prancis. 

Dana kekayaan kedaulatan Mubadala Abu Dhabi juga menjanjikan 8 miliar euro dalam investasi di bisnis Prancis, sementara lisensi galeri seni Louvre cabang Ibu Kota UEA diperpanjang selama 10 tahun hingga 2047.

Menurut laporan Parlemen Prancis, UEA adalah pelanggan terbesar kelima untuk industri pertahanan Prancis dengan nilai 4,7 miliar euro dari 2011-2020.

Prancis telah menghadapi kritik setelah beberapa senjata ini digunakan di Yaman, di mana Koalisi Arab pimpinan Arab Saudi memerangi pemberontak Houthi yang didukung Iran dalam perang yang telah menciptakan salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

Laporan: Audi Raihanah


Tinggalkan Komentar