telusur.co.id - Laporan terbaru Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) menyebutkan, Afrika Barat dan Tengah menjadi wilayah dengan jumlah tentara anak terbanyak di dunia, serta korban kekerasan seksual di bawah umur terbanyak.
Dilansir dari Aljazeera, Rabu (24/11/21), UNICEF melaporkan, lebih dari 21.000 anak direkrut oleh pasukan pemerintah dan kelompok bersenjata di wilayah yang dilanda konflik selama lima tahun terakhir.
Selain itu, lebih dari 2.200 anak telah diverifikasi sebagai korban kekerasan seksual selama lima tahun terakhir. Sekitar 3.500 anak telah diculik, dan hal ini menjadikannya wilayah dengan penculikan tertinggi kedua di dunia.
Secara keseluruhan, badan anak-anak PBB mengatakan lebih dari 57 juta anak di wilayah tersebut membutuhkan bantuan kemanusiaan, jumlah yang meningkat dua kali lipat sejak tahun lalu sebagai akibat dari konflik dan pandemi COVID-19.
“Anak-anak di Afrika Barat dan Tengah menjadi target langsung atau korban tambahan, mereka terjebak dalam konflik, menghadapi kekerasan dan ketidakamanan,” kata Marie-Pierre Poirier, direktur regional UNICEF untuk Afrika Barat dan Tengah.
PBB menyerukan pihak-pihak yang berkonflik untuk mencegah dan mengakhiri pelanggaran terhadap anak-anak dan agar pelakunya bertanggung jawab.
Ia juga mendesak kelompok-kelompok bantuan untuk meningkatkan dokumentasi pelanggaran dan bekerja untuk mencegah serta menanggapinya.
UNICEF mengatakan dibutuhkan lebih dari $92 juta untuk melindungi anak-anak dalam keadaan darurat di Afrika Barat dan Tengah, sedangkan lebih dari setengahnya belum didanai.
Laporan: Nadila Firdinia